Friday, October 18, 2013

TENTANG EPILEPSI

TENTANG EPILEPSI (PENYAKIT AYAN)

PENGANTAR


Menurut kamus Kedokteran Medilexicon's, epilepsi adalah: 'gangguan kronis yang ditandai dengan disfungsi otak sementara karena kelebihan aktifitas saraf, dan biasanya berkaitan dengan beberapa perubahan pada kesadaran...' Suatu penelitian di Swedia menemukan bahwa orang-orang muda yang melakukan latihan keras memiliki risiko lebih kecil untuk mengidap epilepsi di kemudian hari dalam hidupnya.

Kata 'epilepsi' berasal dari kata Yunani epi berarti 'di atas, pada, dekat di atas', dan kata Yunani leptos yang bermakna 'serangan'. Dari akar kata-kata itu, muncul istilah Perancis kuno  “epilepsie”, dan kata Latin “epilepsia” serta kata Yunani “epilepsia” dan “epilepsia” dan “epilepsies”

Penderita epilepsi cenderung mengalami serangan berulang. Serangan terjadi disebabkan adanya aktivitas gelombang listrik yang mendadak dalam otak karena  kelebihan beban listrik di dalam otak. Akibatnya terjadi gangguan sementara dalam sistem pengantaran pesan antara sel-sel otak. Selama serangan kejang otak pasien menjadi 'terhenti' atau 'kacau balau'.

Setiap fungsi dalam tubuh kita dipicu oleh sistem pengantaran pesan dalam otak kita. Apa yang dialami pasien epilepsi selama terjadinya kejang tergantung pada bagian dari otak mana yang memulai aktivitas epilepsi, dan seberapa luas dan cepatnya terjadi penyebaran dari daerah itu. Oleh karena itu ada beberapa jenis serangan kejang dan setiap pasien epilepsi akan mengalami serangan kejang yang memiliki keunikan masing-masing.

EPILEPSI DAN HARAPAN HIDUP

Kematian usia dini 11 kali lebihsering terjadi di antara orang-orang dengan epilepsi dibandingkan dengan populasi selebihnya. Hal ini dilaporkan oleh para  peneliti dari Universitas Oxford dan University College London dalam majalah The Lancet.
Para peneliti menambahkan bahwa risiko akan semakin besar jika seseorang dengan epilepsi juga memiliki penyakit mental.
Kasus bunuh diri, kecelakaan dan tindakan kekerasan menyumbang 15,8% kematian usia dini. Diantara 15,8% kematian ini, sebagian besar telah didiagnosis adanya gangguan mental.
Kepala peneliti, Seena Fazel menyatakan:

'Hasil penelitian kami memiliki implikasi yang bermakna bagi kesehatan masyarakat, karena sekitar 70 juta orang di seluruh dunia mengidap epilepsi, dan kami menekankan bahwa kehati-hatian dalam menilai dan memperlakukan gangguan kejiwaan sebagai bagian dari pemeriksaan standar bagi pasien dengan epilepsi dapat membantu mengurangi risiko kematian pada pasien ini. Penelitian kami juga menyoroti pentingnya kasus bunuh diri dan kecelakaan non-kendaraan untuk dicegah sebagai penyebab utama kematian pada penderita epilepsi.'

TIPE SERANGAN EPILEPSI

Ada tiga jenis diagnosis yang mungkin dibuat dokter ketika mengobati pasien dengan epilepsi:
  • Idiopatik - tidak ada penyebab yang jelas.
  • Kryptogenik - dokter memperkirakan kemungkinan besar adanya satu penyebab, tetapi tidak dapat memastikan apa penyebabnya yang tepat.
  • Simptomatik - dokter mengetahui apa penyebabnya.
Ada tiga deskripsi serangan kejang, yang tergantung di belahan (hemisphere) otak yang mana aktivitas epileptik dimulai:
  • Serangan kejang parsial (sebagian) - Aktivitas epileptik berlangsung hanya dalam sebagian dari otak pasien. Ada dua jenis serangan parsial:
     - Serangan parsial sederhana - Pasien sadar selama kejang. Dalam kebanyakan kasus pasien juga sadar akan lingkungan dirinya, meskipun serangan sedang berlangsung.
    - Serangan parsial kompleks - Kesadaran pasien mengalami gangguan. Pasien pada umumnya tidak ingat adanya serangan, dan walaupun ingat, ingatannya kabur.
  • Serangan kejang umum - Kedua belahan otak mengalami aktivitas epileptik. Kesadaran pasien hilang saat serangan kejang berlangsung.
  • Serangan kejang umum sekunder – aktivitas epileptik dimulai sebagai serangan parsial, tapi kemudian menyebar ke kedua belahan otak. Saat perkembangan ini terjadi, pasien kehilangan kesadarannya

APA SAJA GEJALA EPILEPSI?

Gejala utama epilepsi adalah kejang yang berulang. Ada beberapa gejala yang dapat menunjukkan seseorang mengidap epilepsi. Jika satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini muncul maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika gejala-gejala tersebut kambuh:
  • Kejang-kejang tanpa demam
  • Kehilangan ingatan (blackout) yang berlangsung singkat, atau ingatan yang kacau balau.
  • Jatuh pingsan secara berulang, di mana terjadi kehilangan kontrol atas usus/anus atau kandung kemih. Gejala ini sering diikuti oleh kelelahan ekstrim.
  • Tidak responsif untuk jangka pendek terhadap perintah atau pertanyaan.
  • Tiba-tiba menjadi kaku tanpa sebab yang jelas
  • Tiba-tiba jatuh tanpa sebab yang jelas
  • Serangan mata berkedip yang tiba-tiba tanpa stimuli yang jelas
  • Serangan mengunyah yang mendadak tanpa alasan yang jelas
  • Tampak bingung dan hilangnya kemampuan berkomunikasi untuk waktu yang singkat
  • Berulang-ulang melakukan gerakan yang tampak tidak sesuai
  • Timbul ketakutan untuk alasan yang tidak jelas, bahkan pasien mungkin menjadi panik atau marah
  • Perubahan aneh dalam pengindraan, seperti penciuman, raba dan pendengaran
  • Lengan, kaki, atau tubuh mengalami sentakan, pada bayi gejala ini akan muncul sebagai rangkaian sentakan yang cepat
Kondisi berikut harus disingkirkan karena menunjukkan gejala yang sama dengan epilepsi, dan kadang-kadang di diagnosa salah sebagai epilepsi:
  • Demam tinggi dengan gejala seperti epilepsi
  • Pingsan
  • Narkolepsi (sering tertidur di siang hari dan sering terganggu tidurnya di malam hari)
  • Katapleksi (serangan kelemahan umum yang ekstrim untuk beberapa waktu yang seringkali dipicu oleh adanya kejutan, ketakutan dan kemarahan.
  • Gangguan tidur
  • Mimpi buruk
  • Serangan panik
  • Keadaan fugue (= gangguan kejiwaan yang jarang terjadi, ditandai dengan serangan amnesia tentang identitas pribadi yang bisa pulih kembali)
  • Kejang psikogenik (satu keadaan klinis yang tampak seperti kejang epilepsi, tapi sebetrulnya bukan. Rekam EEG normal saat serangan, dan perilaku sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, seperti gangguan konversi)
  • Keadaan napas tertahan (ketika seorang anak merespon satu kemarahan, ia mungkin akan menangis sekuat-kuatnya sehingga terjadi sesak napas dan sianosis (kekurangan oksigen). Anak kemudian berhenti be nafas dan terjadi perubahan warna kulit disertai dengan kehilangan kesadaran)

Semoga bermanfaat

Sumber: http://www.medicalnewstoday.com/articles/8947.php

No comments:

Post a Comment