Sunday, October 10, 2021

KESADARAN PIKIRAN

(Bhante Pannavaro)

Ada sepasang suami istri yang tinggal di desa kecil, seperti kota tapi masih desa. 

Suatu hari liburan panjang, mereka sekeluarga naik mobil, ingin piknik. Dari satu desa di Yogyakarta mau ke Semarang. Berangkatlah dia dan keluarganya.

Setelah satu jam mengendarai mobil, istrinya berkata pada suaminya, "Pak...., tadi kompor sudah saya matikan belum ya? Lalu rumah rasanya belum saya kunci"

"Ma, pikir yang benar, Ma"

"Lupa saya. Udah belum ya? Rasanya sudah, tapi kok sepertinya belum" 

Dia mau menelpon tetangganya tetapi tidak bisa, karena itu adalah liburan panjang, tetangga2nya juga pergi jalan-jalan semua.

Dia stress......

"Pak, mumpung masih belum terlalu jauh kita balik pulang saja dulu, untuk memastikan”

"Lha, kita sudah jalan satu jam. Sudah separuh nih"

"Nanti kalau rumah kita di masuki maling bagaimana, Pak?"

Akhirnya....Pulanglah mereka. Sampai di rumah, dilihat, "Oh...., rumah sudah terkunci, kompor pun sudah dimatikan"

"Lha, Mama kok bisa lupa? Bagaimana sih tadi?"

Karena dia melakukannya dengan dengan terburu-buru. Tidak dengan kesadaran. 

Jika saja dia mematikan kompor dengan kesadaran, tek...., maka akan ingatlah dia. Tetapi, waktu dia mematikan kompor tadi, orangnya masih di rumah tetapi .... pikirannya sudah sampai di Semarang. Mau belanja, cari tas tambahan, yang gratis-gratis. 

Juga sewaktu dia menutup pintu, anaknya rewel minta dirinya cepat berangkat, jadi dia tutup begitu saja, ceklek. Lalu dia pergi.

Dia melakukan itu tanpa kesadaran. 

Dia tersiksa. 

Andai saja dia mematikan kompor dengan perhatian dan kesadaran, dia mengunci pintu dengan kesadaran, pikiran dia hadir disitu, ceklek.  

Maka saat suaminya bertanya, "Ma, sudah di kunci pintunya?"

"Sudah Pa” mantap dia menjawab.

"Kompor sudah dimatikan, Ma?'

"Sudah, Pa".

"Jelas nih Ma? Yakin?".

"Jelas, yakin karena saya melakukannya dengan perhatian dan kesadaran."

Itulah meditasi kesadaran. 

Menggunakan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari akan membebaskan Anda dari bermacam-macam keruwetan pikiran.

"Jadi meditasi itu tidak hanya duduk diam saya ya Bhante?'

"Tidak, Saudara"

Orang-orang berpikir jika bisa duduk diam, meditasi makin lama, makin bagus. 

Oh, ya pasti kalah dengan arca rupa Buddha. Buddha rupa, duduknya paling lama.

Hadirnya kesadaran dalam keseharian, justru itulah meditasi yang sangat penting. 

Sehari sekali duduk meditasi untuk menghadirkan kesdaran. Tetapi yang lebih penting dari sehari sekali duduk bermeditasi adalah menggunakan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari.

Mengetahui .....perasaan yang muncul, 

yang tidak menyenangkan, pikiran baik, 

Pikiran yang buruk, 

Pikiran yang jelek, 

Pikiran yang mulia, 

kita tahu semua......

Kesadaran itu akan membebaskan kita. 

Ini akan mengurangi kotoran-kotoran bathin yang halus meskipun kita belum bebas dari penderitaan sepenuhnya. 

Apabila kita menggunakan kesadaran, kita akan mengurangi penderitaan ini.

Itulah latihan yang dapat membawa perubahan dalam kehidupan ini, dalam perliaku kita sehari-hari. Mengendalikan diri dari yang buruk agar yang buruk-buruk tidak menjadi bad habit, kebiasaan yang buruk

Kerjakanlah segala sesuatu yang baik dengan kesadaran.

Semoga Semua Mahluk Berbahagia 

No comments:

Post a Comment