Monday, March 19, 2012

My Little Friend

Aku mulai bersahabat dengan teman kecilku ini, sekitar 5 tahun yang lalu. Kehadirannya dalam hidupku sungguh amat mencerahkan. Ia ramah, tampan dan lucu dalam kata dan perbuatan. Membuat aku tersenyum dan terkagum atas perkembangan yang begitu pesat yang terjadi pada dirinya.

Kita berdua senantiasa menjalani keseharian bersama-sama, mulai dari hari Senin sampai dengan Jum’at. Sabtu dan Minggu ia “dipinjam” orang tuanya sehabis mereka bekerja keras selama 5 hari. Demikian setiap minggu demi minggu. Membuat kita berdua semakin akrab dan saling tergantung.

Dia cerdas dan memiliki daya imajinasi yang tinggi. Gampang mempelajari sesuatu yang ia minati, namun kurang memperhatikan sesuatu yang diberikan secara verbal seakan ia tidak ingin mendengarkan kata-kata kita. Hiperaktif, dalam artian tidak bisa diam, talkative alias gemar bicara atau ngoceh mengkomentari suatu hal yang ia lihat atau alami.

Susah makan (ini blessing in disguise sih, sehingga dia tidak jadi overweight seperti anak-anak umumnya), sulit untuk disuruh tidur. Gemar menonton video/DVD cartoon atau cerita anak koleksinya seperti Wall-E, The pinguins of Madagascar, Garfield, Thomas adn Friends dan seterusnya.

My little friend ini juga sudah piawai mengoperasikan komputer untuk menjalankan program-program yang sengaja didesain untuk anak, seperti Bobby Bola, Bermain Yuk, Microsoft Train Simulator, MotoGP dan sebagainya.

Menggambar salah satu hobinya. Tiada hari tanpa menggambar. Di atas kertas, tembok dan semua obyek yang ia pikir pantas untuk diberi gambar dan diwarnai. Walaupun ia sudah disediakan berbagai buku menggambar dan mewarnai. Bahkan ia bisa menggambar dan mewarnai menggunakan komputer dan hasilnya...cukup artistik, nyeni.

Kini ia masih TK Kecil dan setahun lagi ia baru masuk SD. Dia semakin ganteng dan terus berkembang dengan baik. Temannya banyak dan cenderung superior terhadap teman-temannya yang lain. Gurunya bilang bahwa my little friend ini memang suka nakal. Tidak mendengarkan penjelasan guru, bahkan menggangu teman yang lain yang sedang mendengarkan.

Ia masih kecil, namun sudah menunjukkan bahwa ia memiliki potensi luar biasa untuk jadi anak berprestasi. Itulah yang membuatku menemaninya, mengawalnya, membimbingnya agar ia terus dipupuk dengan kebaikan. Ia nakal, tapi masih dalam batas wajar, karena ke-belum-tahuannya dan keingin-tahuannya. Jangan banyak dilarang. Ini tidak boleh itu jangan. Biarkan ia mengexplore dunia ini. Saya hanya menjaganya agar ia tidak terjerumus dalam bahaya. Luka kecil atau rasa sakit harus ia alami, agar ia mengenal dan merasakannya.

Aku ingin persahabatan ini terus dan langgeng sampai tiba ajalku. Aku sungguh ingin mengalami masa remaja dan dewasanya serta keberhasilannya dalam menjalani hidupnya bersama keluarganya

Dikala ia tidur kupandangi wajahnya yang ganteng dan lucu, dan aku berbicara padanya dalam tidurnya, berpesan agar ia menjadi anak yang soleh dan taqwa, menjadi pembela agama, dan meneladani Rasulullah SAW, menjadi kebanggaan keluarga, dan bermanfaat buat nusa dan bangsa. Ku doakan hal yang sama dalam setiap shalatku.

“Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, berikanlah orang tua sahabat kecilku ini kekuatan dan daya agar mereka bisa memelihara titipanMu dan membimbingnya menjadi anak yang soleh, taqwa dan berguna bagi agama, keluarga nusa dan bangsa. Ya Allah ya Rahman ya Rahiim, limpahkanlah sahabat kecilku, Bian cucuku ini dengan segala kebaikan dan hindarilah dia dari segala keburukan”

No comments:

Post a Comment