Monday, October 27, 2014

MITOS-MITOS KELIRU SEPUTAR MI INSTAN

MITOS-MITOS KELIRU SEPUTAR MI INSTAN: INI FAKTANYA


Banyak isu, bahkan menjurus mitos, yang berseliweran seputar mi instan yang membuat hati ini tak tenang. Misalnya soal lilin yang menempel pada mie, atau cara pengolahannya yang harus tepat agar mi instan aman dikonsumsi.

Namun beberapa anggapan atau mitos yang beredar dalam masyarakat terkadang tak sesuai dengan faktanya. Daripada bingung, mari kita simak penjelasan Prof Dr FG Winarno, mantan presiden Codex Dunia dan Ketua Dewan Pakar Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM) mengenai mi instan.

Mitos 1 – Mi instan mengandung lilin

Mitos atau persepsi keliru ini muncul, karena ketika kita merebus mis instan, airnya terlihat menguning, dan itu dinilai berasal dari zat lilin.

Air rebusan mi instan selalu berwarna kuning, tapi itu bukan karena zat lilin.

Fakta :
Mitos di atas jelas keliru. Mi instan tidak menggunakan lilin. Lilin merupakan senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk.

Lilin sebenarnya ada pada makanan alami, seperti kubis dan apel. Kubis jika dicuci dengan air tidak langsung basah. Apel jika digosok akan mengilap. Itulah lilin yang memang diciptakan alam, tetapi itu tidak dijumpai pada mi instan.

Mitos 2 - Mi instan menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan


Fakta :
Proses pembuatan mi instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Seperti dijelaskan di atas, salah satu metode pengawetan mi instan adalah deep frying yang mampu menekan rendah kadar air sehingga tinggal sekitar 5%.

Metode lain adalah air hot drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan, asalkan kemasannya terlndung secara sempurna.

Kadar air yang sangat minim tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup apalagi berkembang biak. Bahkan mi instan tidak beraroma tengik serta tidak menggumpal basah.

Langkah terakhir untuk memastikan mi instant layak dikonsumsi adalah memperhatikan lebih teliti tanggal kadaluarsanya.

Mitos 3 – Metode dua air terpisah adalah cara terbaik memasak mi

Merebus mi dengan metode dua air terpisah tidak diperlukan.

Fakta :
Justru air rebusan mi pertama yang mengandung kandungan betakaroten tinggi. Semua vitamin (dari minyak dan bumbu) yang larut dalam air terdapat dalam air rebusan pertama ketika Anda memasak mi instan.

Kalau air rebusan diganti dengan air matang yang baru, maka semua vitamin jelas akan menghilang. Selain itu, minyaklah yang membuat mi instan (atau makanan instan lainnya) lebih enak.

Jadi, air rebusan pertama tidak perlu dibuang. Kandungan betakaroten juga tokoferol dalam minyak ini sangat berguna memenuhi kebutuhan gizi.

Mitos 4 – Penggunaan styrofoam berbahaya bagi kesehatan

Mitos ini kerap dialamatkan pada produk mi instan dalam kemasan cup yang terbuat dari bahan styrofoam. Bahan ini jika terkena air panas dinilai sangat membahayakan kesehatan manusia.

Styrofoam pada cup mi instan khusus untuk makanan dan lolos uji BPOM.

Fakta :
Styrofoam untuk produk mi instan cup terbukti aman digunakan, karena telah melewati standar dan lolos uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Cup yang dipakai untuk mi instan adalah styrofoam khusus makanan. Bahan ini bisa menyerap panas. Terbukti setelah diseduh air panas, tangan kita tidak merasa panas saat memegang cup tersebut.

Tetapi karena proses pressing sudah memenuhi standar, itu tidak menyebabkan molekul styrofoam larut (rontok) bersama mi instan yang diseduh air panas.

Jadi, jika selama ini khawatir mi instan menempel pada cup ketika di seduh air panas, hal itu semata-mata disebabkan tingginya kadar minyak dalam mi (sekitar 20%). Desain pun dibuat berbeda, dengan menambahkan gerigi pada bagian atas cup, sehingga tak langsung panas di tangan.

Selain itu, expandable polysteren yang digunakan mi instan cp telah melewati penelitan BPOM dan Japan Environment Agency, sehingga memenuhi syarat sebagai pengemas produk pangan.

Berdasarkan berbagai alasan dan hasil penelitian tersebut, maka kemasan cup yang terbuat dari bahan styrofoam khusus makanan ini aman digunakan.

Mitos 5 – Mi instan kenyal karena bahan bakunya karet

Mi instan sama sekali tidak menggunakan bahan karet.

Fakta :
Sama sekali tidak ada bahan karet dalam bahan baku mi instan. Mi instan dibuat dari bahan bahan berkualitas tinggi dan pilihan terbaik seperti tepung terigu yang sudah difotifikasi dengan zat besi, zinc, vitamin B1, B2, dan asam folat.

Demikian pula dengan bumbu, yaitu bawang merah, cabe merah, bawang putih, dan rempahrempah. Pembuatannya pun digarap serius. Melewati proses pengeringan yang telah dipaparkan sebelumnya, seperti hot air drying atau deep frying. Karena itulah mi instan kenyal dan tidak mudah putus.

Semoga bermanfaat.

Link: http://simomot.com/2014/09/04/mitos-mitos-keliru-seputar-mi-instan-ini-faktanya/

No comments:

Post a Comment