Sunday, June 17, 2018

QUICK COUNT DAN REAL COUNT

QUICK COUNT DAN REAL COUNT
Nah ini penjelasannya, thread yang bagus dari Guru Besar Statistic IPB, Mas Noto (Kharil Anwar Notodiputro)  #metodeilmiah
Saya lebih percaya kepada QC daripada lembaga survey credible, apalagi prediksi dukun 
Dibaca ya ...
1. Quick count itu adalah statistik. Hasil KPU adalah parameter. Selalu ada beda antara statistik dan parameter.
2. Statistik itu berubah ubah dari satu survei ke survei yang lain. Karena itu hasil lembaga survei berbeda-beda. Perbedaan hasil itu adalah keniscayaan bukan keburukan.
3. Walaupun statistik itu berbeda-beda dari satu survei ke survei yang lain dan hasilnya selalu berbeda dengan parameter tetapi kalau dirata-ratakan semua hasil survei itu maka hasilnya akan sama dengan parameternya.. ini sifat unik dan keunggulan dari statistik. 
4. Asalkan survei-survei itu dilakukan berbasis contoh acak (random samples) maka rata-rata dari hasil survei itu akan konvergen ke parameternya. Jadi QC konvergen ke RC asalkan QC didasarkan pada samples yang representatif. Ini dikenal dengan sifat takbias (unbiased).
5. QC itu tidak seperti hitung cepat yang dilakukan di RM Padang. Hitung cepat harga makanan disitu tidak boleh salah. Tapi kalau QC selalu mengandung kesalahan. Jadi dalam QC kesalahan itu adalah suatu keniscayaan, bukan keburukan.
6. Dalam bahasa Inggris ada dua kata yang berarti kesalahan, yaitu “mistake” dan “error”. Kesalahan yang terjadi pada hitung cepat di RM Padang disebut “mistake”. Kesalahan yang terjadi pada QC disebut “error”. “Mistake” dan “error” adalah dua hal yang berbeda.
7. Apa beda kedua istilah itu dalam khasanah ilmu pengetahuan? “Mistake” adalah kesalahan yang bisa dihindari sehingga bisa ditiadakan. Sdengankan “error” adalah kesalahan yang tidak dapat dihindari sehingga menjadi keniscayaan..
8. Ketika seorang mahasiswa ditanya brp 2+7 lalu dijawab 10, maka mahasiswa ini telah membuat “mistake”. Tetapi jika mahasiswa janji bimbingan dengan dosen jam 7:00 dan mahasiswa tiba ruang dosen jam 7:01 atau jam 6:59 maka mahasiswa itu membuat “error”. Yang pertama bisa dihindari, yang kedua tidak bisa.
9. Untuk memperjelas beda kedua istilah itu misal kita menyuruh 2 anak dengan kecerdasan yang sama utk menjawab 2+7 maka hasilnya harus 9. Jika hasil berbeda maka yang terjadi adalah “mistake”.
10. Tetapi jika kita ambil 2 butir jagung dari satu induk, lalu ditanam dengan cara yang sama dan dikendalikan secara ketat maka hampir bisa dipastikan pertumbuhan keduanya berbeda. Inilah yang namanya “error”.
11. Lalu menjadi pertanyaan, jika QC itu jelas mengandung kesalahan (baca: “error”) apakah QC itu ada gunanya? Tidak perlu diragukan, pada saat pilkada kita masih menggunakan sistem pencoblosan manual seperti sekarang ini maka QC banyak memberikan manfaat.
12. Manfaat pertama adalah hasil QC dapat mengobati rasa ingin tahu masyarakat terhadap hasil pilkada secara cepat. Sistem pencoblosan yang manual seperti saat ini cukup lama proses perhitungannya. Dengan mengetahui prediksi hasilnya maka antisipasi bisa dilakukan.
13. Manfaat kedua adalah QC dapat menjadi pendorong atau penekan terhadap KPU agar bekerja serius, hati-hati dan jujur dalam penghitungan perolehan suata paslon. Jika tidak maka hasil QC bisa menjadi pembandingnya. Perbedaan hasil QC dan RC harus bisa dipertanggung-jawabkan.
14. Manfaat ketiga adalah QC bisa digunakan untuk mendidik masyarakat agar melek statistik (statistics literate) atau sekarang disebut sebagai “statisticacy”. Statisticacy merupakan ciri dari masyarakat moderen. Sebaliknya ciri masyarakat primitif adalah percaya pd mistik, rumor, atau fitnah.
15. Manfaat keempat adalah terbukanya lapangan kerja karena tumbuhnya industri lembaga survei. Banyak ahli pengumpulan data, analis data, pemrograman, dan ahli lainnya terserap bekerja di lembaga survei. Jadi ada kontribusi terhadap geliat ekonomi kita.
16. Manfaat kelima QC dapat menjadi pendidikan politik bagi masyarakat. Perbedaan hasil QC yang selalu terjadi akan mengajarkan kepada masyarakat bahwa berbeda itu biasa dan tidak perlu harus anarkhis. Akhirnya masyarakat akan mampu menerima perbedaan dalam politik.
17. Lalu bisakah kita menakar kualitas dari suatu QC? Bisa, tapi penjelasannya nanti saja ya.. mudah-mudahan ada kesempatan berikutnya, masih bersambung ...

#metodeIlmiah

No comments:

Post a Comment