Tuesday, May 10, 2016

KEBOHONGAN KETUA BPK

Kebohongan Ketua BPK
Copas dari Rasyad: Kebohongan Terbaru Ketua BPK Soal RS Sumber Waras
Dalam wawancara di TV One, Kamis 14 April 2016, Ketua BPK Harry Azhar Aziz menyatakan bahwa pembayaran lahan RS Sumber Waras dari Pemprov DKI ke Yayasan Sumber Waras  sebesar Rp. 750 Miliar dilakukan secara tunai (cash) pada malam tahun baru. Berikut kutipannya "Ini mau tahun baru tiba-tiba ada pembayaran tunai, ada apa ini?"
Sebelum kita cek data dan dokumen, akal sehat kita pasti bertanya-tanya: masuk akal kah uang sebesar Rp.750 Miliar dibayar tunai?
Menurut ekonom Poltak Hotradero dan Peneliti di Bursa Efek Jakarta, ucapan Ketua BPK itu tidak masuk akal.
Pertama. Uang tunai Rp 750 Miliar dalam bentuk pecahan 100 ribu, beratnya akan mencapai 7,5 Ton. Belum termasuk bungkus dan brankas-nya. Bagaimana pengirimannya, pengamananya dan penggudangannya?
Kedua. Menghitung uang tunai Rp. 750 Miliar yang setara 75000 gepok, bila rata-rata butuh waktu 15 detik per gepok, akan menghabiskan waktu sekitar 13 hari non-stop.
Ketiga. Dari mana bisa ngambil uang tunai Rp. 750 Miliar? Cuma bisa dari Bank Indonesia. Dan pasti akan menjadi pertanyaan BI, untuk apa uang dalam volume sebesar itu.
Keempat. Dari data dokumen, pembayarannya memang pakai cek no CK 493387 perpindahan antar rekening di Bank DKI. Tanggal deposit ceknya 30 Desember 2014 dan masuk rekening RS Sumber Waras tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp.717.905.072.500 Miliar. Bersama itu pula dibayarkan untuk pajak dengan cek no CK 493388 sebesar Rp. 37.784.477.500. Tapi Ketua BPK bilang setoran uang tunai berlangsung pada malam hari 31 Desember 2013.
Maka, Ketua BPK telah melakukan kebohongan publik dalam dua hal:
(1) Iia menyatakan pembayaran Rp750 Miliar dengan tunai yang bertentangan dengan akal sehat dan dokumen yang ada
(2) Ia menyatakan tanggal pembayaran pada malam hari menjelang tahun baru (31 Desember) yang benar tanggal 30 Desember 2014.
Hal ini membuktikan kredibilitas,  integritas dan marwah BPK semakin terpuruk, karena Ketuanya masuk dalam Skandal Panama Papers, melakukan kebohongan publik, juga hasil audit BPK atas pembelian lahan RS Sumber Waras bertentangan dengan dokumen-dokumen yang ada. 
Publik pun bertanya-tanya, ada apa dengan BPK, khususnya Ketua BPKnya? Apakah mau menggunakan isu RS Sumber Waras untuk menutupi skandal pribadinya?
Ahokers
Narahubung: Nong Darol Mahmada 08161142714

No comments:

Post a Comment