Friday, February 23, 2018

THE POWER OF BUT

THE POWER OF BUT
Semangat pagi kawan semua. Apa kabar? 
Di bawah ini ada 2 kalimat yang hampir sama susunan katanya. Cobalah tanpa memikirkan maknanya, namun carilah sahaja nilai rasanya. 
1. Susi cantik tapi bau. 
2. Ani bau tapi cantik.
Sudah?  Bagus! 
Nah, seandainya malam nanti ada undangan pesta, Anda akan memilih Susi atau Ani sebagai kawan/pendamping? 
Well, saya yakin sebagian besar dari Anda akan memilih Ani. Apa pasal? 
Meski secara maknawi kedua kalimat di atas terdengar nyaris sama, namun sebenarnya ada sebuah perbedaan mendasar, yaitu peletakan kata sifat sebelum kata TAPI (BUT)
Kata TAPI di sini seolah menghapus nilai rasa bahkan makna dari kata sifat yang diletakkan sebelumnya. Sehingga kedua kalimat di atas seolah memiliki nilai rasa bahkan makna sbb:
1. Susi bau
2. Ani cantik
Ah masa sih?  Mau bukti lain? 
Untuk para istri coba bayangkan ketika pagi hari menyediakan kopi atau teh untuk suami tercinta, kemudian mendengar komentar dari mereka: 
"Ma, kopimu enak sekali",  tentu rasanya akan bangga sekali. Namun ternyata komentar suami belum kelar. Disambung dengan, "tapi kemanisan!"
Apa yang bakal Anda rasakan wahai para istri? Esok pagi, ketika suami Anda minta kopi lagi pasti ini jawaban Anda,  "Bikin aje ndiri. Emang aye starbak!" Hehehe... 
***
Meski terkesan sederhana namun nyatanya kelihaian kita dalam memanfaatkan kata hubung seperti ini mampu meningkatkan kualitas komunikasi kita sehari hari. Berikut ini beberapa contoh aplikasi kekuatan kata TAPI dalam keseharian kita. 
1. Induksi hipnosis
Seperti yang kita ketahui bahwa syarat seseorang bisa di hipnosis adalah 
A. Sukarela
B. Bisa difokuskan 
C. Bisa diajak komunikasi 
Dalam beberapa kali melakukan induksi dalam ranah hypno stage, ada beberapa suyet yang agak bandel. Mereka sengaja ikut maju menjadi suyet dengan tujuan ingin menguji kita. Maka dalam hatinya dia sebenarnya melawan semua sugesti kita. 
Artinya syarat pertama menjadi tidak terpenuhi. Apakah kita akan menyerah menghadapi suyet seperti ini?  
Kalau kita memaksakan teknik induksi kita kepada suyet seperti ini, bisa dipastikan acara Anda akan gagal total. Maka pahamilah pola pikir yang ada dibenaknya. Dia pasti senantiasa ingin melawan. Maka biarkanlah dia melawan. Ijinkan dia melawan. Bahkan arahkan dia agar melawan. 
"Baik Fulan. Sebentar lagi saya akan menghitung satu sampai sepuluh. Tugas Anda adalah menahan untuk TIDAK TIDUR. Usahakan agar mata Anda TIDAK MENUTUP. TAPI anehnya, semakin Anda menahan justru rasa kantuk itu semakin menjadi saja. Semakin Anda menahan, justru mata Anda semakin berat.... "
Sebenarnya sugesti yang saya berikan di atas adalah dalam hitungan sepuluh Fulan akan tertidur
Ah, Anda pasti juga sudah paham bahwa kata negasi seperti TIDAK dan JANGAN tidak pernah dikenali oleh pikiran bawah sadar kita. Maka sugesti di atas menjadi dobel power dan sangat halus dalam memengaruhi suyet. 
2. Selling
Apa sih sebenarnya makna selling itu? Apakah memaksa calon klien untuk membeli produk kita? Atau memanipulasi pikiran calon klien sehingga mereka membeli produk kita? Tentu saja bukan!  
Kita tahu bahwa selling adalah sebuah proses penciptaan kebutuhan pada calon klien sehingga mereka dengan suka rela serta bahagia membeli produk kita. Dalam proses penciptaan kebutuhan tadi biasanya terjadi sesi keberatan yang beragam jenis dan faktanya.  
Handling objection atau menjawab keberatan-keberatan yang muncul merupakan salah satu faktor penentu bisa closing atau gagalnya sebuah selling. Prinsipnya calon klien tidak akan suka jika pendapat mereka dibantah. Untuk mengantisipasi hal ini maka kata “TAPI” juga sangat powerful
Klien: "Harganya mahal sekali"
Sales: "Betul Pak/Bu, harga kami memang terkesan mahal, TAPI coba deh Bapak/Ibu perhatikan fitur serta benefitnya yang kesemuanya lebih bagus dibandingkan produk lain”
3. Parenting
Di dunia ini banyak tersedia sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi untuk pelbagai ilmu pengetahuan. Namun sayang justru untuk pengetahuan dasar menjadi orang tua malah tidak ada sekolahnya. 
Alhasil kita mendidik anak kita menggunakan cara kita dahulu dididik. Dan seringkali didikan jaman old lebih banyak melakukan larangan daripada pemberdayaan. Padahal mendidik anak itu ibarat memainkan layang-layang yang terkadang perlu ditarik benangnya dan ada kalanya juga perlu diulur. 
Anak: "Ma, kakak mau main PS ya"
Mama: "Boleh kok Kak, TAPI setelah belajar dan shalat ashar ya"
***
Dan masih banyak lagi optimasi kata hubung yang bisa kita pelajari, seperti use of OR (ATAU), use of AND (DAN),  ALTHOUGH (MESKIPUN BEGITU) dan lain sebagainya. 
Dimana bisa belajar optimasi kata kata tersebut? 
Ikuti saja Workshop Find The Hypnotist in YOU!
Hubungi: Hari Dewanto - Professional Hypnotherapist
Happiness Life Coach
FB: Hari Dewanto
WA: 08179039372

No comments:

Post a Comment