Wednesday, March 21, 2018

DIALOG PUNAKAWAN

DIALOG PUNAKAWAN
Di hari Ngahad Legi, Punakawan berkunjung ke Karang Kedempel, rumah Ki Lurah Semar. Dan seperti biasa, terjadi dialog punakawan kecil-kecilan.. 
Gareng: "Romo pernah dicaci-maki seseorang?"
Semar : "Pernah....!"
Petruk : "Pernahkah dimusuhi seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Bagong : "Apa pernah dibenci seseorang, Mo?"
Semar : "Pernah....!"
Gareng : "Sampeyan juga pernah dihujat seseorang, Mo..?"
Semar: "Pernah....!"
Petruk : "Apakah semua itu dilakukan secara terang-terangan, Mo..?"
Semar : "Ada yang dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya dilakukan secara diam-diam dari belakang.."
Bagong : "Lantas apa yang Romo perbuat terhadap orang-orang itu..?"
Semar : "Thole,..  anak-anakku cah bagus, podo dirungokno yo..! Aku tidak balik mencaci-maki dia, aku pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya dan aku juga tidak berpikir akan membalas hujatannya.."
Gareng (penasaran) : "Kenapa bisa demikian, Mo..?"
Semar (sambil membetulkan duduknya) : "Itu karena pikiran serta hatiku tidak terfokus pada siapa yang mencaci-maki, siapa yang memusuhi, siapa yang membenci dan siapa yang menghujat.
Pikiran dan hatiku hanya terfokus pada siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki aku, siapa yang menggerakkan jiwanya sehingga memusuhi aku, siapa yang menggerakkan hatinya sehingga membenci aku dan siapa yang menggerakkan pikirannya sehingga membuat mulutnya menghujat aku..."
Petruk : "Dia itu siapa, Mo..?"
Semar : "DIA-lah GUSTI ALLAH  Maha Pencipta. DIA-lah sebagai Maha yang berkuasa atas segala sesuatu yang sudah, belum, sedang dan yang akan terjadi 
Ya hanya DIA-lah satu-satunya yang memberi kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu sehingga lidahnya bisa mencaci maki, jiwanya bisa memusuhi, pikirannya bisa membenci dan bibirnya bisa menghujat diri ini.
Tanpa-NYA tentu mustahil bisa terjadi. Sehingga aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan hujatan itu sengaja dihadirkan GUSTI ALLAH agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian. 
Jadi adalah salah besar, jika aku menyalahkan orang-orang itu apalagi membalasnya. Oh... Bagiku itu tidak perlu.. bahkan aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba, semua sudah diatur sedemikian rupa oleh NYA, maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada kata sia-sia, bahkan dibalik semua itu, pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Karena aku tahu, sesungguhnya GUSTI ALLAH itu MAHA BAIK
Anak²ku kowe kabeh... Jangan Terpengaruh kalau Dihina… Jangan Hati Melambung kalau Dipuji… Tidak Penting Dianggap Baik, Yang Penting Terus Belajarlah Menjadi Orang Yang Bertanggung Jawab. Ngono thole.. hehehe.. 
Blegeduweg sa ugeg ugeg sadulito humel-humel..
Gareng, Petruk, Bagong: “Matur nuwun Romo Semar”. Dialog punakawan selesai, monggo diambil hikmahnya.

No comments:

Post a Comment