Thursday, September 30, 2021

ASAL BUKAN JOKOWI

Presiden JOKOWI HARUS PIMPIN NKRI beberapa Periode, karena fakta2 ini:

Tulisan Denny Siregar : “Mengapa makan banyak orang-orang bodoh dan munafik ingin agar Jokowi diganti 2019..?

Karena  dibodohin orang-orang yang pundi-pundinya diobok-obok Jokowi, sehingga tidak bisa korupsi!!!

Mengapa seluruh kekuatan-kekuatan jahat kompak bersatu ingin melawan Jokowi...?

1. Jokowi pribadi yang sederhana, tidak terkait dengan TNI-Polri

2. Jokowi sudah menghancurkan kerajaan bisnis Soeharto, Geng Cendana dan kroninya.

3. Kita paham anak SBY kawin dengan anak Hatta Rajasa untuk bisnis mafia BBM, proyek mangkrak, tilep mesin KPU, Bank Century dll.

4. Apakah kita lupa anak Amin Rais kawin dengan anak Zulkifli Hasan untuk amankan korupsi jutaan Ha hutan yang digunduli dan lain-lan fakta-fakta penting lainnya. 

Meskipun cukup panjang, namun wajib dibaca dengan teliti... Sekarang untuk tahu siapa-siapa saja para pengkhianat NKRI itu gampang

Carilah orang, kelompok atau partai yang telah membantu Singapura menjadi kaya dan justru NKRI menjadi miskin... kenapa mereka getol teriak-teriak #2019 Ganti Presiden?

Karena kerajaan pencipta pundi=pundi uang mereka telah diobok-obok Jokowi...

Dulu nih, sebelum Jokowi naik panggung politik nasional, negeri kaya SDA ini harus berdarah-darah harus impor minyak agar kebutuhan BBM dalam negeri terpenuhi. 

Dan impor BBM itu dibiayai dari subsidi agar rakyat merasa teribuuai dengan nyaman. 

Subsidi itu didapat dari hutang, hutang dan hutang

Mengapa ? 

Negeri ini ber-puluh2 tahun memang sengaja dibiarkan tergantung impor BBM karena kapasitas kilang BBM tidak ditambah.  

Bayangkanlah dengan kapasitas kilang yang dimiliki hanya 800 ribu barrel sementara kebutuhan BBM mencapai 1,4 juta barrel, lalu yang 600 ribu barrel dari mana?

Solusinya IMPOR ! 

"Siapa yang diuntungkan" ? 

Perhatikan tataniaganya :  Petral yang merupakan anak usaha Pertamina berubah menjadi lebih berkuasa dan strategis dibanding induknya Pertamina dengan mengontrol 60% impor BBM. 

Artinya Petral mengelola 60% pengeluaran Pertamina. 

Petral yang duduk manis di Singapura dan tidak punya aset, mengendalikan 60% operasional Pertamina.

Semua tahu dibalik Petral adalah para “pemain” yang dekat dengan elit poltik. 

Mari berhitung thn 2012 (saat harga minyak mentah dunia kisaran US$ 100), jika kebutuhan impor 400 ribu barrel/day x BBM impor rata2 US$ 140 x 365 hari x Rp 12.000 = Rp 245 triliun. 

Bagaimana tidak enak, hanya tinggal duduk di belakang meja proyek senilai Rp 245 triliun datang menghampiri. 

Itulah sosok Petral yang begitu menggerogoti Pertamina dan tidak memberikan kontribusi yang berarti. 

Jika impor 400.000 BBM/day x 365 day = 246.000.000 barrel, itu setara dengan 39,3 miliar liter. 

Setara dengan 39,3 miliar ltr x 0,76 = 29,3 miliar kg atau 29,3 juta ton. 

Jika diangkut dengan kapal berukuran 50.000 DWT, membutuhkan 599 kapal.

Lalu siapa yang menikmati bisnis pelayaran, bisnis asuransi, bisnis jasa freight forwarding, LC peribuankan dan lainnya. 

Jadi multiplier effect dinikmati oleh trader yang umumnya menggunakan kapal asing, asuransi asing, LC bank asing dan lainnya.

Misal tarif LC 0,125% maka dengan impor senilai Rp245 triliun maka peribuankan akan menikmati jasa sebesar Rp30,75 miliar. 

Kilang minyak paling baru terakhir dibangun thn 1994 atau dibangun jaman Presiden Soeharto atau 23 thn yll.  

Presiden sudah berganti 5X dari Habibie sampai Sby, Menteri BUMN sudah berganti ber-kali2.

Dirut Pertamina sudah berganti ber-kali2 tapi kilang minyak tidak bertambah. 

Indonesia makin banyak impor BBM. 

Mengapa Indonesia tidak bangun kilang minyak? 

Karena katanya dulu tidak punya uang, jualan BBM rugi IRR hanya 8%, resiko besar dan lainnya. 

Lebih enak impor, makanya sering diberitakan ada lingkaran istana, menteri, direksi Pertamina yang terlibat impor. 

Bahkan ada eks Direktur Pertamina Suroso Atmomartoyo yang dipenjara karena korupsi impor minyak... 

Sebentar lagi nyusul Karen Agustiawan orangnya permaisuri Cikeas...

Ironisnya yang senang tiada kepalang adalah Singapura dengan Para Mafia.... Negeri kecil yang tidak punyak minyak, tapi punya kilang minyak dengan kapasitas sekitar 1,4 juta barel - dengan konsumsi dalam negeri Singapura hanya 150 ribu barrel, artinya Singapura harus mencari pasar ekspor sekitar 1,25 juta barrel agar kilang minyaknya tidak “menjadi besi tua”. 

Maka Indonesia dengan potensi pasar impor BBM sebesar 400 ribu barrel/day adalah potensial, sudah besar pasarnya dekat pula jaraknya, sehingga biaya logistik menjadi murah.

Jika tahun 2025 nanti konsumsi BBM Indonesia bertambah menjadi sekitar 2,2 juta barrel dan kalau kapasitas kilang Pertamina tidak bertambah tetap 800 ribu barrel (tambah tua, tambah sering rusak, waktu operasi makin berkurang, bisa produksi 700 ribu barrel di tahun 2025 sudah bagus) 

Maka Indonesia butuh 1,4 juta barrel BBM.

Nahh...lho...

Singapura yang awalnya harus ekspor jauh2 agar kelebihan 1,25 juta barrel terserap (Indonesia 400 ribu dan 825 ribu negara lain), maka 100% bisa diekspor ke Indonesia. 

Makin kaya tuch Singapura.  

Dan Indonesia makin sengsara karena impor minyak harus pakai Dollar. 

Agar punya Dollar harus ekspornya di atas impor, agar punya devisa. 

Jika devisa kecil dan impor besar maka kurs rupiah akan jauh terhadap dollar, akibat-nya impor minyak butuh uang lebih banyak lagi. 

Akibat lainnya impor produk/jasa lainnya juga akan semakin mahal. 

Harga HP mahal, harga Laptop mahal, harga obat mahal, harga pakaian mahal (bahan baku masih impor), semua seribua mahal.

Itu masa lalu.... adek ku

Sekarang....,

Langkah berani Presiden Jokowi adalah membubar-kan Petral lalu membangun kilang minyak dengan cara bangun kilang baru di Tuban 300 ribu barrel, di Bontang 300 ribu barrel, upgrading/RDMP di Cilacap, Balongan, Balikpapan dan lainnya. Di thn 2025 diperkirakan Pertamina akan produksi BBM 2,2 juta barrel dengan sebagian besar sudah standar Euro 5. 

Bandingkan dengan kilang Singapura yang masih Euro 3. 

Dengan kampanye energi ramah lingkungan, suatu saat negara2 yang impor BBM akan gunakan Euro 5. 

Spore Closed file. 

Itu hanya masalah waktu asalkan semangat kemandirian dan smart terus dipertahankan.  

Hasil dari dibubarkannya PETRAL dan diberangus nya MAFIA MIGAS, Presiden Jokowi bisa membayar Warisan Hutang era Soeharto dan Sby sbb :

Thn 2014 - Rp174Triliyun

Thn 2015 - Rp382.Triliyun

Thn 2016 - Rp505Triliyun

Thn 2017 - Rp264Triliyun

Thn 2018 - Rp400.Triliyun

TOTAL HUTANG WARISAN yang DIBAYAR JOKOWI = Rp.1.725.T.

Bagaimana kalau JOKOWI tidak terpilih lagi....,

Jadi Pantas khan Klo "Mereka2" ini TOTAL dan GILA2-AN Kucurkan Dana Guna Menyerang "ASAL BUKAN JOKOWI"

Pikirkanlah Baik2 itu...., Demi INDONESIA MAJU

Please segera Copy dan sebarkan jangan cuma baca, biar makin2 banyak yang paham dan MELEK Serta PEDULI ...! 

No comments:

Post a Comment