BUAH ORANG TUA YANG CEREWET
Kisah berikut ini adalah tentang apa
yang terjadi di rumah tangga..
Seorang putra tidak suka tinggal di
rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’; ia tak suka bila ayahnya
mengomelinya untuk hal-hal kecil ini..
"Nak, kalau keluar kamar
matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup
tapi tak ada yang menonton”
“Simpan pena di tempatnya, yang
jatuh ke kolong meja ”
Tiap hari dia harus ta'at pada
hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.
Maka tibalah hari ini, saat dia
menerima panggilan untuk wawancara kerja...
“Dalam hati dia berkata:
"Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri. Tak akan
ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.
Ketika hendak pergi untuk interview,
ayahnya berpesan:
“Nak, jawablah pertanyaan yang
diajukan tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika engkau tidak tahu
jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri.. ” Ayahnya memberinya uang
lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara..
Setiba di pusat wawancara,
diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang. Meskipun pintunya
terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu
menabrak atau bajunya tersangkut grendel
Dia geser gerendel ke posisi yang
benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.
Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman
bunga yang indah. Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun
disekitar situ. Air meluap ke jalan setapak.
Diangkatnya selang dan diletakkannya
di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.
Tak ada seorang pun di area
resepsionis. Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. . Dia perlahan
menaiki tangga.
Lampu yang dinyalakan semalam masih
menyala, padahal sudah pukul 10 pagi. Peringatan ayahnya terngiang di
telinganya: "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan
lampu!" Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari
saklar dan mematikan lampu.
Di lantai atas di aula besar dia
lihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Melihat banyaknya pelamar, dia
bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima?
Diapun menuju aula dengan sedikit
gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang"
.
Diperhatikannya bahwa karpet itu
terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.
Dilihatnya di beberapa baris di depan
banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong,
Terdengar suara kipas angin,
Dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang
kosong..
Banyak pria memasuki ruang wawancara
dan segera pergi dari pintu lain. Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak
apa yang ditanyakan dalam wawancara.
Tibalah gilirannya, Dia masuk dan
berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis..
Sesampainya di depan meja,
pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata
"Kapan Anda bisa mulai bekerja?"
Dia terkejut dan berpikir,
"apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk
bekerja disitu?"
Dia bingung.
Apa yang Anda pikirkan?" tanya
sang boss lalu melanjutkan: "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa
pun di sini.
Sebab hanya dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.
Tes kami adalah untuk menilai sikap
orang tersebut..
Kami melakukan tes tertentu
berdasarkan sikap para calon..
Kami mengamati setiap orang melalui
CCTV, apa saja yang dilakukannya ketika melihat gerendel di pintu, selang air yang
mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu..
Anda satu-satunya yang melakukan. Itu
sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda ”
Hatinya terharu, dia ingat ayahnya..
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap
disiplin dan omelan ibu ayahnya. Kini dia menyadari bahwa justru omelan
dan disiplin yg ditanamkan orang tua-nyalah yang membuatnya diterima pada
perusahaan yang diinginkannya..
Kekesalan dan kemarahannya pada
ayahnya seketika sirna..
....hanya Anda satu-satunya yang
melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan
menerima Anda bekerja disini.......
Ayah, ma'afkan anakmu, bisiknya
dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.
Dia akan minta maaf kepada ayahnya, dia akan
ajak ayahnya melihat tempat kerjanya..
Dia pulang ke rumah dengan bahagia..
Apapun yang orang tua katakan pada anaknya,
adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang
baik!
"Batu karang tak akan menjadi
patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat
pahat bekerja memotongnya".
Untuk menjadi pribadi yang
indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.
Kebiasaan baik akan muncul dari
perilaku buruk yg dipahat dan dibuang dari diri kita...
Ibu menggendong anak di pinggangnya
untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..
Tetapi ayah mengangkat anak dan
mendudukkan di pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat
anaknya..
Ayah dan ibu adalah
pahlawan yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak
sepanjang kehidupan..
Perlakukanlah orang tua sebaik-baiknya,
agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet
kehidupan..
Untuk dibagikan ke orang tua dan anak-anak tercinta..
Semoga bermanfaat
#copas
No comments:
Post a Comment