Saturday, July 19, 2014

TENTANG PENYAKIT KURANG DARAH (ANEMIA)

TENTANG PENYAKIT KURANG DARAH (ANEMIA)


Apa Anemia itu?

Anemia merupakan kondisi yang berkembang ketika darah dalam tubuh kita  tidak mengandung cukup sel-sel darah merah atau hemoglobin yang sehat. Hemoglobin adalah bagian inti dari sel darah merah yang mengikat oksigen. Jika sel-sel darah merah terlalu sedikit atau adanya sel darah abnormal, atau jumlah hemoglobin abnormal atau rendah, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup. Gejala anemia – seperti kelelahan – terjadi karena organ tidak mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Anemia merupakan kondisi darah yang paling umum ditemui. Kaum wanita dan orang-orang dengan penyakit kronis memiliki resiko lebih besar untuk menderita anemia.
Faktor-faktor yang penting untuk diingat adalah:.
  • Beberapa bentuk tertentu anemia bersifat turun-temurun (hereditar) dan seorang bayi mungkin akan terkena anemia dari saat kelahiran.
  • Wanita, terutama dalam masa melahirkan anak, sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi, karena kehilangan darah haid dan tuntutan untuk meningkatkan pasokan darah selama masa kehamilan.
  • Orang dewasa juga mungkin memiliki risiko yang lebih besar dari untuk terkena anemia karena gizi yang buruk dan kondisi-kondisi medis lainnya.
Terdapat banyak jenis anemia. Semuanya sangat berbeda dalam penyebab dan pengobatan. Anemia defisiensi besi, jenis yang paling umum, sangat mudah diobati dengan perbaikan gizi dan tambahan suplemen zat besi. Beberapa bentuk anemia – seperti anemia yang terjadi selama kehamilan – bahkan dianggap normal. Namun beberapa jenis anemia dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup.
Apa penyebab Anemia?
Ada lebih dari 400 jenis anemia, yang dibagi menjadi tiga kelompok:
  • Anemia yang disebabkan oleh kehilangan sel-sel darah merah
  • Anemia yang disebabkan oleh menurunnya produksi sel darah atau produksi sel darah merah yang rusak
  • Anemia yang disebabkan oleh pengrusakan sel-sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh kehilangan sel-sel darah merah.  
Kehilangan sel-sel darah merah bisa terjadi karena pendarahan, yang mana dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan sering terjadi tanpa terdeteksi. Pendarahan kronis semacam ini sering terjadi sebagai hasil dari keadaan sebagai berikut:
  • Kelainan gastro-intestinal seperti tukak usus, wasir, gastritis (radang perut) dan kanker
  • Penggunaan obat anti radang non steroid (NSAIDs = non-steroid anti inflammatory drugs) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan tukak dan gastritis
  • Menstruasi dan saat melahirkan pada wanita, terutama jika pendarahan haid berlebihan dan jika ada kehamilan majemuk (multipel)
Anemia yang disebabkan oleh produksi sel darah merah yang menurun atau rusak
Pada jenis anemia ini, tubuh menghasilkan sel-sel darah yang terlalu sedikit atau sel-sel darah cacat yang tidak berfungsi dengan benar. Sel darah merah mungkin rusak atau terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang normal atau kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh sel-sel darah merah untuk bisa bekerja dengan baik. Kondisi yang terkait dengan penyebab jenis anemia ini meliputi:
  • Anemia sel bulan sabit (sickle cell anemia)
  • Anemia defisiensi zat besi
  • Kekurangan vitamin
  • Sumsum tulang dan sel induk yang bermasalah
  • Kondisi kesehatan lainnya
Anemia sel bulan sabit adalah kelainan darah yang diturunkan dan menjangkiti etnis Afro-Amerika. Sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit karena adanya cacat genetik. Sel ini mudah rusak dengan cepat, sehingga organ tubuh tidak mendapatkan oksigen, sehingga terjadi anemia. Sel-sel darah merah yang berbentuk bulan sabit dapat juga terjebak dalam pembuluh darah kecil yang menyebabkan rasa sakit.

Anemia defisiensi zat besi terjadi karena kurangnya mineral zat besi (Fe) dalam tubuh. Sumsum tulang dalam tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, yakni bagian inti dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh. Tanpa zat besi, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hemoglobin untuk sel-sel darah merah. Hasilnya adalah anemia defisiensi besi. Jenis anemia ini dapat disebabkan oleh:
  • Diet yang miskin kandungan zat besi besi, terutama untuk bayi, anak-anak, remaja dan vegetarian
  • Kebutuhan metabolik pada masa kehamilan dan menyusui yang menguras persediaan zat besi wanita
  • Haid
  • Sering menjadi donor darah
  • Latihan ketahanan fisik
  • Masalah pencernaan seperti penyakit Crohn atau operasi pengangkatan bagian dari perut atau usus kecil
  • Obat-obatan tertentu, makanan, dan minuman yang mengandung kafein
Anemia defisiensi vitamin dapat terjadi karena kekurangan vitamin B12 dan folat. Ini adalah dua vitamin yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah. Kondisi yang menyebabkan anemia karena kekurangan kedua vitamin termasuk:
  • Anemia megaloblastik: Vitamin B12 atau folat atau keduanya menyebabkan anmeia
  • Anemia pernisiosa kekurangan penyerapan vitamin B12 yang disebabkan oleh kondisi seperti penyakit Crohn, infeksi parasit usus, operasi pengangkatan bagian perut atau usus, atau infeksi dengan HIV
  • Kekurangan gizi: sedikit atau tanpa makan daging dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12, sementara terlalu matang memasak sayuran atau makan sayuran terlalu sedikit dapat menyebabkan kekurangan folat.
  • Penyebab lain dari kekurangan vitamin: kehamilan, obat-obatan tertentu, penyalah-gunaan alkohol, penyakit usus seperti sariawan tropis (tropical sprue) dan penyakit celiac
Selama masa kehamilan dini, cukup asam folat dapat membantu mencegah janin mengalami cacat tabung saraf seperti spina bifida.

Masalah pada sumsum tulang dan sel induk (stem cell) dapat menghalangi tubuh memproduksi cukup sel darah merah. Beberapa sel-sel induk yang terdapat di sumsum tulang berkembang menjadi sel-sel darah merah. Jika sel-sel induk terlalu sedikit, rusak, atau digantikan oleh sel-sel lain seperti sel-sel kanker yang berasal dari metastasis (penyebaran dari organ lain), maka anemia dapat terjadi.
Anemia yang berasal dari sumsum tulang atau sel induk bermasalah masalah termasuk:
  • Anemia aplastik terjadi ketika ada penurunan jumlah sel-sel induk yang mencolok atau absennya sel-sel induk. Anemia aplastik dapat diwarisi, dapat terjadi tanpa alasan yang jelas, atau dapat terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan karena obat-obatan, radiasi, kemoterapi, atau infeksi.
  • Thalassemia terjadi ketika sel-sel darah merah tidak matang atau tumbuh dengan baik. Talasemia adalah kondisi yang diturunkan dan biasanya menyerang orang-orang keturunan Mediterania, Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Kondisi ini dapat bervariasi tingkat keparahannya mulai dari yang ringan sampai keadaan yang mengancam kehidupan; bentuk yang paling parah disebut Cooley's anemia.
  • Pemaparan oleh timbal (Plumbum, Pb) merupakan racun bagi sumsum tulang, menyebabkan sel darah merah menjadi berkurang. Keracunan timbal misalnya dapat terjadi pada orang dewasa sebagai akibat dari pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan paparan timbal dan anak-anak yang suka makan keripik cat. Pembuatan tembikar kaca dengan cara yang tidak semestinya juga dapat mencemari makanan atau minuman dengan timbal.
Anemia yang berkaitan dengan kondisi/penyakit lain biasanya terjadi ketika ada terlampau sedikit hormon yang diperlukan untuk produksi sel darah merah. Kondisi yang menyebabkan jenis anemia meliputi:
  • Penyakit ginjal lanjutan
  • Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid)
  • Penyakit kronis lain, seperti kanker, infeksi, lupus, diabetes, dan rheumatoid arthritis
  • Usia tua
Anemia yang disebabkan oleh kerusakan dari sel darah merah terjadi bila sel-sel darah merahnya rapuh dan tidak dapat menahan beban rutin dalam sistem peredaran darah, mereka dapat mengalami pecah prematur yang menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat terjadi pada saat lahir atau berkembang di kemudian hari. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui termasuk:

  • Kondisi yang diwariskan, seperti anemia sel bulan sabit dan thalassemia
  • Adanya faktor-faktor yang menimbulkan stres seperti infeksi, obat, racun ular atau laba-laba serta makanan tertentu
  • Racun yang berasal dari penyakit hati (lever) atau ginjal lanjutan
  • Serangan yang tidak wajar oleh sistem kekebalan tubuh sendiri (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir bila terjadi pada janin wanita hamil)
  • Cangkokan pembuluh darah, katup jantung buatan, tumor, luka bakar yang parah, paparan kimia, hipertensi yang parah, dan gangguan pembekuan darah
  • Pada kasus yang jarang, pembesaran limpa dapat menahan sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktu edar mereka habis.

Semoga bermanfaat

Wasallam, Mimuk Bambang Irawan

Jakarta, 19 Juli 2014

No comments:

Post a Comment