Monday, September 28, 2015

18 MITOS DAN FAKTA MENGENAI DEPRESI

18 MITOS DAN FAKTA MENGENAI DEPRESI

#1 - Mitos: Bekerja Keras Mengalahkan Depresi

Depresi dialami oleh hampir satu dari enam orang pada beberapa saat dalam kehidupan mereka, sehingga obat tradisional dan berita setengah-kebenaran tentang penyakit umum ini banyak sekali ditemui. Satu pendapat adalah bahwa jika kita menyibukkan diri ke dalam pekerjaan maka kita akan merasa lebih baik. Untuk kasus ringan, ini memang membantu, tapi depresi adalah suatu kondisi yang berbeda. Kerja-lembur sebenarnya justru dapat menjadi tanda adanya depresi klinis, terutama pada pria.

#2 - Mitos: Depresi Bukan Penyakit Nyata

Depresi merupakan kondisi kesehatan yang serius -- dan merupakan penyebab utama disabilitas di antara orang Amerika dewasa. Namun masih dikacaukan dengan kesedihan biasa. Bukti biologis dari adanya penyakit ini dapat dilihat dalam hasil pemindaian (scanning) otak, yang menunjukkan adanya tingkat kegiatan abnormal. Bahan kimia kunci dalam otak yang membawa sinyal antara saraf (yang ditunjukkan dalam gambar di sebelah) juga menunjukkan ketidak-keseimbangan pada orang yang mengalami depresi.

#3 - Fakta: Para Pria Terbang di Bawah Rada
Jika pria mengalami depresi, maka orang-orang yang dikasihinya dan bahkan dokternya mungkin tidak mengenali adanya depresi. Ini disebabkan karena pria memiliki kecenderungan lebih kecil dibanding wanita untuk mengutarakan perasaan mereka. Dan beberapa pria bahkan tidak memperlihatkan kesedihan atau rasa tertekan. Tapi sebaliknya, pria dapat menjadi mudah tersinggung, marah atau gelisah. Mereka juga dapat menyerang orang lain. Beberapa pria mencoba untuk mengatasi depresi melalui perilaku yang ceroboh, minum minuman keras, atau obat-obatan (nge-drug).
#4 - Mitos: Depresi Hanyalah Upaya Mengasihani Diri Sendiri
Kita terbiasa mengagumi keinginan yang kuat dan mental yang tangguh dan cepat sekali mencap siapapun yang mudah menyerah sebagai orang yang cengeng. Namun, orang yang mengalami depresi klinis bukanlah pemalas atau orang yang hanya merasa kasihan pada dirinya sendiri. Bahkan juga tidak berkeinginan agar depresinya menetap. Depresi adalah sebuah penyakit medis, sebuah masalah kesehatan yang berkaitan dengan perubahan di otak. Sebagaimana penyakit-penyakit lainnya, depresi biasanya membaik dengan pengobatan yang tepat.
#5 - Fakta: Semua Orang Dapat Mengalami Depresi
Penyair atau pemain sepak bola, pemalu atau mudah bergaul, setiap orang dari latar belakang etnis apapun dapat mengalami depresi. Penyakit ini dua kali lebih sering menimpa wanita dibanding pria, tampaknya karena wanita lebih mudah meminta pertolongan untuk mengatasi depresinya. Hal ini sering diketahui untuk pertama kali pada akhir usia remaja atau usia 20-an, tetapi sebuah serangan depresi dapat terjadi pada semua usia. Pengalaman pribadi yang keras dan sulit dapat memicu terjadinya depresi, atau dapat terjadi begitu saja tanpa sebab.

#6 - Fakta: Depresi Bisa Muncul Secara Perlahan-Lahan

Depresi dapat muncul secara bertahap, hal ini membuatnya lebih sulit untuk di-identifikasi dibanding dengan penyakit yang tiba-tiba muncul. Hari yang dirasa kurang menyenangkan dapat berubah menjadi kebiasaan buruk di mana anda mulai bolos bekerja, sekolah, atau menolak untuk menghadiri acara-acara sosial. Ada satu jenis depresi, disebut dysthymia, dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebagai penyakit ringan yang kronis, satu perasaan tidak enak badan yang perlahan-lahan menghancurkan karir dan hubungan sosial anda. Atau depresinya menjadi parah disertai ketidak-berdayaan. Dengan pengobatan, banyak yang merasa adanya perbaikan dalam waktu 4-6 minggu.
#7 - Mitos: Pengobatan Depresi Berarti Minum Obat Seumur Hidup
Terlepas dari isu-isu yang berkembang mengenai “Prozac Nation” (sebutan untuk pasien yang terkena depresi dengan pengobatan Prozac), obat-obatan hanyalah salah satu cara penanganan yang digunakan untuk menghilangkan depresi. Meminta bantuan medis bukanlah berarti pasien akan dipaksa untuk minum resep obat-obatan. Pada kenyataanya, para peneliti menyarankan bahwa “terapi bicara” bekerja sama baiknya dengan terapi obat-obatan untuk depresi ringan hingga moderat. Bahkan jika anda juga menggunakan antidepresan, itu mungkin bukanlah untuk seumur hidup. Dokter anda akan membantu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk menghentikan pengobatan anda
#8 - Mitos: Orang Dengan Depresi Banyak Menangis
Tidak selalu. Beberapa orang tidak menangis ataupun kelihatan tidak sedih sama sekali saat mereka mengalami depresi. Malahan mereka hanya menampakkan emosi yang kosong dan mungkin merasa tidak berharga atau tidak berguna. Bahkan tanpa gejala-gejala yang dramatispun, pasien dengan depresi yang tidak diobati akan menghambat penderita untuk menjalani hidup sepenuhnya, dan ini membawa dampak kehancuran bagi keluarga
#9 - Fakta: Riwayat Keluarga Bukanlah Takdir
Jika depresi muncul dalam silsilah keluarga anda, maka ada kecenderungan anda bisa mengalami depresi juga. Tetapi juga ada kemungkinan anda tidak akan mengalaminya. Orang dengan riwayat keluarga yang depresi bisa mengamati timbulnya gejala awal depresi untuk segera mengambil tindakan positif - apakah itu dengan cara mengurangi stres, lebih banyak berolah raga, mengikuti penyuluhan (counseling), atau pengobatan profesional lainnya.

#10 - Mitos: Depresi Merupakan Bagian Dari Proses Penuaan

Kebanyakan manusia menghadapi tantangan penuaan tanpa mengalami depresi. Tetapi ketika itu terjadi terjadi, mungkin depresi tidak menjadi perhatian. Orang lebih tua dapat menyembunyikan kesedihannya atau mereka memperlihatkan gejala beragam dan samar-samar, misalnya: makanan dirasakan tidak enak lagi, rasa nyeri dan linu memburuk, atau terjadi perubahan pada pola tidur mereka. Masalah medis dapat memicu terjadinya depresi pada orang tua/lanjut usia -- dan depresi dapat memperlambat pemulihan dari ssuatu serangan jantung atau operasi.

#11 - Fakta: Depresi Menyerupai Demensia
Pada orang lanjut usia, depresi dapat merupakan akar penyebab dari masalah daya ingat (memori), kebingungan, dan dalam beberapa kasus, delusi. Pengasuh dan dokter mungkin menganggap permasalahan tersebut sebagai tanda-tanda demensia, atau penurunan dalam daya ingat yang berhubungan dengan usia lanjut. Dengan penanganan yang baik kondisi depresi ini akan tersingkap untuk sebagian besar orang tua yang sebenarnya mengalami depresi, bukan demensia. Psikoterapi sangat bermanfaat khususnya untuk pasien yang tidak bisa atau yang tidak mau minum obat-obatan.
#12 - Mitos: Berbicara Membuat Hal-Hal Semakin Buruk
Masyarakat tadinya dianjurkan untuk tidak membicarakan masalah dengan seorang yang terkena depresi dan tidak mencoba untuk menyinggung masalah-masalah yang dihadapi pasien. Sekarang, terbukti bahwa diskusi terarah dengan seorang profesional dapat membuat berbagai hal jauh lebih baik. Berbagai jenis psikoterapi membantu mengobati depresi dengan mengatasi pola pikir negatif, perasaan bawah sadar, atau masalah hubungan dengan orang lain. Langkah pertama adalah berbicara dengan seorang profesional kesehatan mental.
#13 - Fakta: Berpikir Positif Dapat Membantu
Nasihat tua untuk “menekankan hal-hal positif” telah mengalami kemajuan ke dalam praktik untuk mengatasi depresi. Pendekatan ini disebut Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy =  CBT). Orang diajari cara baru untuk berpikir dan berperilaku. Perilaku “bicara mengenai diri” yang negatif akan ter-identifikasi dan diganti dengan pikiran dan suasana hati yang lebih positif. CBT dapat digunakan terpisah atau digabung dengan obat-obatan.  CBT efektif untuk banyak orang.
#14 - Mitos: Para Remaja Kurang Bahagia Secara Alami
Meskipun banyak remaja adalah moody, argumentatif, dan penasaran akan sisi gelap sesuatu, namun kesedihan berkepanjangan atau cepat tersinggung tidaklah normal untuk para remaja. Ketika ketidak-bahagiaan berlangsung selama lebih dari dua minggu, itu bisa menjadi bukti adanya depresi - yang terjadi pada sekitar satu dari 11 remaja. Tanda-tanda lain di mana seorang remaja mungkin memerlukan bantuan antara lain: sedih berkepanjangan atau mudah tersinggung bahkan dengan teman baiknya, tidak ikut serta dalam aktivitas favoritnya, atau penurunan tiba-tiba dalam prestasi di kelasnya
#15 - Fakta: Olah Raga Adalah Obat Yang Baik
Penelitian yang sangat bagus menunjukkan bahwa olah raga secara teratur dengan intensitas sedang dapat mengurangi gejala-gejala depresi dan berdampak sama baiknya seperti obat-obatan untuk pasien dengan depresi ringan sampai sedang. Berolah raga dengan kelompok atau teman baik merupakan tambahan dukungan sosial dan memperbaiki suasana hati       
#16 - Mitos: Depresi Sangat Sulit Diobati
Dalam kenyataannya kebanyakan orang yang mengambil tindakan untuk menghilangkan depresi mereka akan menjadi lebih baik. Dalam suatu penelitian yang luas oleh The National Institute of Mental Health, satu lembaga kesehatan mental di AS, 70 % pasien menjadi bebas gejala dengan obat obatan -- walaupum tidak selalu dengan obat yang pertama diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan terbaik adalah menggabungkan obat-obatan dengan terapi bicara.
#17 - Fakta: Itu Tidak Selalu Depresi
Beberapa peristiwa menyebabkan kesedihan atau kekecewaan dalam hidup, namun janganlah anda sampai mengalami depresi klinis karenanya. Kesedihan adalah biasa setelah satu kematian, perceraian, hilangnya pekerjaan, atau diagnosis dengan masalah kesehatan yang serius. Satu petunjuk di mana dibutuhkan tindakan perawatan: kesedihan berlanjut secara konstan setiap hari dan sepanjang hari. Ketika orang melupakan masa-masa sulit dengan tepat, mereka biasanya dapat dialihkan perhatiannya atau mulai ceria kembali dalam periode waktu yang singkat .
#18 - Fakta: Harapan Akan Hari Esok Yang Lebih Baik Adalah Nyata
Dalam keadaan depresi yang dalam, orang mungkin berpikir tidak akan ada harapan menuju kehidupan yang lebih baik. Keputus-asaan ini merupakan bagian dari penyakit, bukan kenyataan. Dengan pengobatan, pemikiran positif secara bertahap menggantikan pikiran negatif. Tidur dan nafsu makan membaik seiring membaiknya suasana hati yang semula tertekan. Dan para pasien yang pernah berkonsultasi dengan seorang counselor untuk ‘ terapi bicara’  dilengkapi dengan keterampilan untuk menghadapi keadaan yang penuh stres dan tekanan dalam hidup yang bisa membuat anda menjadi depresi
Semoga bermafaat
Bekasi, 28 September 2015
Wasallam,Mimuk Bambang Irawan  

No comments:

Post a Comment