Saturday, August 19, 2017

MENCEGAH TIDAK KATARAK

MENCEGAH TIDAK KATARAK: BISA BERHEMAT SAMPAI Rp 15 JUTAAN
Katarak umum terjadi. Yang terkena lensa bolamata (lihat gambar di bawah). Lensa berubah menjadi keruh. Lebih sering terjadi pada usia lanjut. Tapi apakah semua orang harus kena katarak, tentu saja tidak perlu harus terjadi. Bahwa benar dengan bertambah laju proses penuaan, katarak salah satu masalah yang biasanya timbul. Melhat sejumlah penyebab katarak lainnya, bukan saja karena faktor usia tua, kita masih dapat melakukan sesuatu untuk mencegahnya agar kita tidak perlu mengalami katarak.
Kecuali yang sebab faktor genetik, katarak masih mungkin kita cegah. Kelainan genetik distrofi mioklonik, galaktosemia, atau neuroblastoma, misalnya, biasanya disertai dengan kelainan katarak sejak lahir. Selain faktor genetik ada juga faktor bawaan atau congenital. Bila terjadi infeksi campak jerman (rubella) sejak di kandungan, bayi berisiko katarak juga. Mencegah bayi terkena katarak sebab rubella bila dilakukan pemeriksaan TORCH ibu sebelum kehamilan, bila ternyata positif bisa diobati dulu rubella-nya. Itu berarti penyebab katarak bukan sebab faktor genetik, melainkan oleh faktor lain masih mungkin untuk dicegah.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERKENA KATARAK SELAIN FAKTOR GENETIKA
Polusi udara, atau terpapar cahaya matahari untuk waktu yang lama, hal yang paling banyak dan sering terjadi di Indonesia. Pekerja di outdoor yang terpapar matahari siang hari, lebih berisiko kena katarak, selain pada mereka apabila ada riwayat kerentanan terkena katarak dalam garis keluarga.
Demikian pula faktor diabetik. Mereka yang diabetik lebih berisiko kena katarak, termasuk mereka yang hipertensi, pernah ada infeksi bolamata, pernah trauma bolamata baik akibat cedera, atau pernah ada riwayat operasi bolamata sebelumnya.
Mereka yang sering menggunakan obat golongan steroid (corticosteroid untuk radang sendi, penyakit otoimun) berisiko kena katarak juga. Begitu juga bila memakai obat penuras kencing (diuretik). Kekurangan zat gizi dalam diet harian disebut juga mengurangi ketahanan lensa. Jangan lupa faktor asap rokok, asap selama memasak di dapur, banyak minum alkohol perlu mewaspadai kemungkinan kena katarak.
Apabila secara berangsur penglihatan mulai berkabut seperti sedang melihat jendela kaca berembun, atau melihat bola lampu seperti ada bayangan halo di sekelilingnya, atau terganggu saat menyetir malam hari, mudah silau waktu melihat siang hari, atau melihat bayangan ganda (double vision) perlu dipikirkan kemungkinan ini gejala awal katarak. 
Satu hal yang kerap terjadi tanpa kita sadari, yakni apabila sering berganti kacamata, waspada kemungkinan sudah katarak, selain bila pada mereka yang sudah usia lanjut mendadak rabun jauh. Kita tahu rabun jauh biasanya dialami sewaktu masih usia muda, keadaan ketajaman penglihatan menurun saat melihat jauh. Tapi kalau rabun jauh baru muncul di usia lanjut, harus dipikirkan kemungkinan suatu katarak.
Jadi sesungguhnya ada sebagian besar kejadian kena katarak yang masih mungkin kita cegah sebagaimana sudah disebut di atas. Kendalikan diabetik dan hipertensi agak tidak merusak lensa, hindarkan pemakaian obat steroid sekiranya masih memungkinkan, jauhkan paparan cahaya matahari siang untuk waktu lama, termasuk asap rokok (di bar dan cafe), serta paparan asap akibat sering memasak di dapur, dan di industri.
Betul katarak sekarang dengan mudah dikoreksi dengan operasi ganti lensa buatan. Tapi kalau masih mungkin dicegah, kita tidak perlu keluar ongkos untuk itu yang bila membayar sendiri sekarang ongkosnya bisa sampai Rp 15 jutaan, selain kita tahu bahwa operasi katarak sendiri bukan tanpa risiko.
Sekali lagi saya perlu mengingatkan, sebetulnya dibandingkan katarak lensa jauh lebih penting kita memelihara retina, bagian belakang bolamata lapisan bolamata yang penuh persarafan untuk menerima bayangan dari kornea dan lensa. 
Bila retina sudah bermasalah, biasanya seiring dengan bertambahnya umur yakni keadaan ARMD (Age Related Macular Degeneration) penglihatan juga sama-sama menjadi rabun seperti gejala katarak, namun yang ini terkait hanya oleh umur lanjut, yang sukar dikoreksi kalau sampai terjadi. Penyebabnya karena retina kekurangan gizi selama masa muda. 
Kelainan ARMD tidak bisa dikoreksi seperti katarak, maka penting memerhatikan kecukupan gizi dalam menu harian. Termasuk zat yang menyehatkan retina seperti lutein, xantin, vitamin A dan semua antioxdant. Ada vitamin khusus untuk retina yang mestinya sudah menjadi suplemen sejak usia belum tua untuk mencegah agar rabun bukan sebab katarak masih mungkin kita cegah.
Kalau ada yang bertanya apakah benar sehabis dioperasi katarak bisa melihat istri menjadi lebih cantik dari sebelumnya? Jawabnya tergantung apakah istri sudah operasi plastik ataukah belum. Selama istrinya masih seperti yang dulu (sambil nyanyi lagu Dian Pisesa "Aku Masih Seperti Yang Dulu"), walau sudah berapa kali diganti lensa mata pun tetap saja tidak bakal melihat wajah istri menjadi lebih indah dari aslinya. Wassalam.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

No comments:

Post a Comment