Saturday, November 25, 2017

LIFE GUIDE

LIFE GUIDE

Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya. Coba simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah... LIFE GUIDE (Inspiration story)
Dulu dikala aku kecil, aku selalu mendapat peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA. Semua merasa senang, ibu dan ayah pun selalu memelukku dengan bangga. Keluarga sangat senang melihat anaknya pintar dan berprestasi.
Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa embel-embel test. Orang tua dan teman-temanku merasa bangga terhadap diriku. Tatkala aku kuliah IPK-ku selalu 4 dan lulus dengan predikat cum-laude.
Semua bahagia, para rektor menyalamiku dan merasa bangga memiliki mahasiswa seperti diriku, jangan ditanya tentang orang tuaku, tentunya mereka orang yang paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dengan predikat cum laude. Teman-teman seperjuanganku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.
Lulus dari perguruan tinggi aku bekerja disebuah perusahan bonafid. Karirku sangat melejit dan gajiku sangat besar. Semua pun merasa bangga dengan diriku, semua rekan bisnisku selalu menjabat tanganku, semua hormat dan menghargai diriku, teman-teman lama pun selalu menyebut namaku sebagai salah satu orang sukses. 
Namun ada sesuatu yang tak pernah kudapatkan dalam perjalanan hidupku selama ini. Hatiku selalu kosong dan risau. Perasaan sepi selalu memghantui hari-hariku. Ya..aku terlalu mengejar duniaku dan mengabaikan akhiratku. Aku sedih...
Ketika aku berikrar untuk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kubuang segala titel keduniaanku, kutinggalkan duniaku untuk mengejar akhirat dan ridha-Nya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia seperti berbalik. Kuputuskan untuk merantau dan memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an dan Hadist dan kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.
Semua orang mencemooh dan memaki diriku. Tak ada lagi pujian, senyum kebanggan, peluk hangat dll. Yang ada hanyalah cacian. Terkadang orang memaki diriku; "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya masuk pesantren. Dia itu org bodoh..! Udah punya pekerjaan enak ditinggalin...
Berbagai caci dan maki tertuju pada diriku, bahkan dari keluarga yang tak jarang membuat diriku sedih....
"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udah dapat kerja enak, mau makan apa dan dari mana lagi..? Demikian kata mereka. Ya, pertanyaan-pertanyaan itu terus menyerang dan menyudutkan diriku.
Hingga suatu ketika..
Ketika fajar mulai menyingsing kuajak ibu untuk shalat berjamaah di masjid, masjid tempat di mana aku biasa menjadi imam. Ini adalah shalat subuh yang akan selalu kukenang. 
Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir; "Allaaahuu akbaar", ku agungkan Allah dengan seagung-agungnya. Life guide 1
Ku baca doa Iftitah dalam hatiku, berdesir hati ini rasanya.... Kulanjutkan membaca Al-Fatihah; Bismillahirrahmaanirrahiiim, (sampai disini hatiku bergetar), kusebut nama-Nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang..
Alhamdulillahirabbil aalamiin...
Ku panjatkan puji-pujian untuk Rabb semesta alam.. Life guide 2
Kulanjuntkan bacaan lamat-lamat, kuhayati surah al-Fatihah dengan  seindah-indahnya tadabur, tanpa terasa air mata jatuh membasahi wajahku....
Berat lidahku untuk melanjuntukan ayat, Arrahmaanirrahiim
kulanjutkan ayat dengan nada yang mulai bergetar....
Maliki yaumiddin, kali ini aku sudah tak kuasa menahan tangisku. 
Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin, "yaa Allah hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepadaMu lah kami meminta pertolongan."
Hatiku terasa tercabik-cabik, sering kali diri ini menuntut kepada Allah untuk memenuhi kebutuhanku, tapi aku lalai melaksanakan kewajibanku kepada-Mu.
Sampailah aku pada akhir ayat dalam surah Al-Fatihah. Kuseka air mata dan kutenangkan sejenak diriku. Life guide 3
Selanjutnya aku putuskan untuk membaca surah Abasa'. Kuhanyut dalam bacaanku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan terus mengalun, hingga sampailah pada ayat 34. Tangisku memecah sejadi-jadinya.
Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...
Tangisku pun memecah, tak mampu kulanjuntukan ayat tersebut, tubuhku terasa lemas....
Setelah shalat subuh selesai, dalam perjalanan pulang, ibu bertanya: "Mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"
Aku hentikan langkahku dan aku jelaskan pada ibu. Kutatap wajahnya dalam-dalam dan aku berkata : "Wahai ibu.. Ayat itu menjelaskan tentang huru-hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya... Ibunya... Bapaknya.. Istri dan anak-anaknya.. Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing”
Bila kita kaya orang akan memuji dengan sebutan orang yang berjaya..., Namun ketika kiamat terjadi apalah gunanya segala puji-pujian manusia itu... Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku…
Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya... Ku lanjuntkan, "Aku pun takut bu bila dimahsyar bekal yang ku bawa sedikit.. Pujian orang yang ramai selama bertahun-tahun pun kini tak berguna lagi... Lalu kenapa orang beramai-ramai menginginkan pujian dan takut mendapat celaan. Apakah mereka tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?
Ibu kembali memelukku dan tersenyum. Ibu mengatakan, "Betapa bahagianya punya anak sepertu dirimu..."
Baru kali ini aku merasa bahagia, karena ibuku bangga terhadap diriku.
Berbagai pencapaian yang aku dapat dulu, walaupun ibu sama memelukku, namun baru kali ini pelukan itu sangat membekas dalam jiwaku.
Wahai manusia sebenarnya apa yang kalian kejar..? Dan apa pula yang mengejar kalian..? Bukankah maut semakin hari semakin mendekat...? Dunia yang menipu jangan sampai menipu dan membuat diri lupa pada negeri akhirat kelak...
Wahai saudaraku, apakah kalian sadar nafas kalian hanya beberapa saat lagi..? Sebelum lubang kubur kalian akan digali.. Apa yang aku dan kalian banggakan dihadapan Allah dan Rasul-Nya kelak...?
Wallahua'lam...
Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment