Sunday, October 4, 2020

PENYEBAB RHEUMATOID ARTHRITIS

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui. Bahkan zat-zat penyebab infeksi seperti virus, bakteria dan jamur telah lama dicurigai sebagai penyebabnya, namun hingga kini belum terbukti bahwa zat-zat itulah penyebabnya. Penyebab rheumatoid arthiritis merupakan wilayah penelitian global yang sangat aktif. Beberapa ahli meyakini bahwa kecenderungan untuk mengidap rheumatoid arthritis mungkin diturunkan secara genetis.

Dicurgai bahwa beberapa penyakit infeksi tertentu atau adanya faktor dalam lingkungan memicu sistim pertahanan tubuh kita untuk menyerang jaringan tubuh sendiri yang mengakibatkan berbagai organ tubuh seperti paru-paru dan mata mengalami peradangan.

Apapun pemicunya, hasilnya adalah sistim kekebalan tubuh yang bekerja meningkatkan peradangan sendi dan kadangkala jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel pertahanan tubuh yang kita kenal dengan limposit, diaktifkan dan zat pengantar kimia (Cytokines, seperti Runor Necrosis Factor/TNF dan interleukin-1/IL-1) dipercepat kerjanya di daerah-daerah yang terkena radang.

Faktor lingkungan tampaknya juga berperan dalam terjadinya rheumatoid arthritis. Baru-baru ini para ahli melaporkan bahwa mengisap tembakau alias merokok meningkatkan resiko terjadinya rheumatoid arthritis

APA GEJALA-GEJALA RHEUMATOID ARTHRITIS?

Gejala rheumatoid arthritis hilang timbul, tergantung dari tingkat peradangan jaringan. Pada saat jaringan tubuh terkena peradangan, maka penyakitnya menjadi aktif. Dan bila peradangan jaringan mereda, maka penyakitnya dalam keadaan tidak aktif (dalam remisi). Remisi bisa terjadi secara spontan ataupun saat menjalani pengobatan, dan bisa berlangsung berminggu-minggu sampai bertahun-tahun.

Dalam periode remisi ini, gejala penyakitnya menghilang dan pasien pada umumnya merasa sehat. Bila penyakitnya menjadi aktif kembali (relaps), maka gejala-gejala muncul kembali. Kejadian kembalinya serangan aktif dan gejala-gejala rheumatoid arthritis dikenal dengan nama FLARES. Perjalanan penyakit rheumatoid arthritis berbeda-beda pada satu pasien ke pasien lainnya, di mana periode flareS dan remisi tampak khas untuk setiap pasien.

Bila penyakitnya aktif maka gejala yang timbul bisa berupa kelelahan, hilang nafsu makan, demam yang tidak tinggi, rasa sakit dan kaku pada otot dan persendian. Kekakuan otot dan persendian biasanya paling menonjol pada saat pagi hari atau setelah lama tidak melakukan pergerakan. Radang sendi (arthritis) umumnya terjadi pada periode flares. Pada saat flares ini persendian menjadi merah, bengkak, nyeri dan lunak. Ini terjadi karena bagian dalam selaput kantong sendi (synovium) mengalami peradangan, mengakibatkan produksi cairan sendi (synovial fluid) yang berlebihan. Kantong sendi juga menebal akibat peradangan (synovitis)

Pada rheumatoid arthritis, sendi-sendi mengalami peradangan dengan pola simitris (kedua sisi tubuh mengalami serangan). Biasanya yang terkena adalah persendian kecil dari kedua tangan dan pergelangan tangan. Gerakan sederhana dalam aktifitas sehari-hari, seperti membuka tombol pintu atau memutar tutup stoples menjadi sulit saat terjadinya flares. Sendi-sendi kecil pada kedua kaki juga cukup sering terkena serangan.

Kadangkala hanya satu sendi yang mengalami peradangan. Bila ini terjadi, maka peradangan bisa menyamai radang sendi lainnya seperti yang disebabkan oleh gout atau infeksi persendian. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, tulang rawan dan tulang keras. Ini akan mengakibatkan hilangnya tulang rawan, erosi dan perlemahan baik tulang maupun otot. Yang terjadi kemudian adalah perubahan bentuk sendi (deformasi), pengrusakan dan hilangnya fungsi tubuh.

Walaupun jarang terjadi, rheumatoid arthritis dapat menyerang sendi-sendi yang berfungsi untuk mengencangkan pita suara untuk mengatur nada suara kita, yaitu sendi crico-arytenoid. Bila sendi ini yang terserang maka suara kita menjadi serak.

Karena rheumatoid arthritis merupakan penyakit sistemik, maka peradangan bisa mengenai organ atau bagian tubuh lain di luar sendi. Peradangan kelenjar mata dan mulut dapat mengakibatkan kekeringan pada bagian tubuh ini dan dikenal sebagai Sindroma Sjogren.

Peradangan rheumatoid pada selaput paru-paru (pleuritis) mengakibatkan rasa sakit dada saat mengambil nafas yang dalam atau saat batuk. Jaringan paru-paru sendiri bisa terserang radang dan kadangkala timbul benjolan radang (rheumatoid nodules) dalam paru-paru. Peradangan selaput luar jantung (perikarditis) dapat mengakibatkan sakit dada yang secara khas berubah intensitasnya saat berbaring atau membungkuk ke depan

Penyakit rheumatod dapat menurunkan jumlah sel darah merah (anemia), dan sel darah putih. Penurunan jumlah sel darah putih berkaitan dengan pembesaran limpa (dikenal dengan Sindroma Felty) dan dapat meningkatkan resiko terkena infeksi. Benjolan di bawah kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi di keliling siku dan jari-jari yang sering mengalami tekanan. Walaupun tonjolan-tonjolan ini biasanya tak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang bisa terkena infeksi

Suatu komplikasi yang jarang terjadi, biasanya pada penyakit rheumatoid yang lama, yakni terjadinya peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat berakibat berkurangnya pasokan darah ke jaringan-jaringan tubuh dan berakhir pada kematian jaringan. Gejala ini sering muncul di saat awal-awal sebagai daerah berwarna hitam pada kuku atau sebagai tukak pada kaki.


No comments:

Post a Comment