Thursday, November 26, 2015

MENGENAL AUTISME PADA ANAK

MENGENAL AUTISME PADA ANAK
APAKAH AUTISME ITU?
Autisme adalah gangguan pada otak yang membatasi kemampuan berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Autisme timbul pada anak-anak muda, dan termasuk dalam spektrum antara ringan dan berat. Beberapa orang dapat menjalani dunianya, beberapa yang lain memiliki kemampuan yang luar biasa, sedangkan yang lain berjuang keras untuk dapat berbicara. Autism Spectrum Disorders (ASDs) atau gangguan spektrum autisme menyerang satu di antara 68 anak-anak, dan terjadi pada anak laki-laki lima kali lebih sering anak perempuan.
TANDA-TANDA AUTISME
Sebelum anak berumur 3 tahun, pengamat yang teliti dapat melihat tanda-tanda autisme. Beberapa anak berkembang dengan normal sampai usia 18 – 24 bulan, kemudian berhenti berkembang dan kehilangan ketrampilan. Tanda-tanda seorang anak terkena ASD dapat meliputi: gerakan berulang (bergoyang atau berputar), menghindari kontak mata atau sentuhan fisik, perlambatan dalam belajar berbicara, mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia), cepat merajuk hanya karena perubahan yang kecil. Sangat penting untuk diketahui bahwa tanda-tanda di atas dapat terjadi juga pada anak tanpa ASD atau anak yang tidak autis.
TANDA-TANDA DINI AUTISME : TAHUN PERTAMA
Bahkan bayi muda sangatlah sosial, sehingga memungkinkan untuk melihat tanda-tanda autisme bagaimana bayi berinteraksi dengan dunia sekelilingnya. Pada usia ini, anak dengan ASD: tidak bereaksi terhadap suara ibu, tidak bereaksi ketika namanya dipanggil, tidak tersenyum atau bereaksi terhadap isyarat-isyarat orang lain. Bayi tanpa autisme dapat juga menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Namun sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter bila terdapat tanda-tanda seperti itu, sekedar untuk memastikan ada atau tidaknya autisme 
TANDA-TANDA DINI AUTISME: TAHUN KEDUA
Tanda-tanda autisme lebih jelas saat anak memasuki usia ke-2. Jika anak-anak lain mulai membentuk kata-kata dan menunjuk benda-benda yang diinginkannya, anak dengan autisme tidak berkembang dalam berbicara. Tanda-tanda autisme meliputi: tidak dapat mengucapkan satu katapun saat berusia 16 bulan, tidak dapat bermain (no pretend games) pada usia 18 bulan, tidak bisa mengucapkan 2 kata atau kalimat pada usia 2 tahun, hilangnya kemampuan berbahasa, tidak menunjukkan minat bila seseorang menunjuk satu obyek, misalnya pesawat yang sedang terbang.

TANDA DAN GEJALA AUTISME LAINNYA

Penderita autis kadang-kadang dapat menunjukkan gejala fisik termasuk gangguan pencernaan seperti konstipasi (sembelit) dan gangguan tidur. Anak mungkin mengalami gangguan koordinasi pada otot-otot besar yang digunakan untuk berlari dan memanjat, atau otot-otot yang lebih kecil pada tangan. Sekitar sepertiga penderita autis mengalami serangan kejang.

BAGAIMANA AUTISME MEMPENGARUHI OTAK?

Autisme mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan emosi, komunikasi dan pergerakan tubuh. Pada umur balita, beberapa anak dengan ASD memliki ukuran kepala dan otak yang besar – yang mungkin disebabkan oleh masalah pada perkembangan otak. Gen abnormal, yang diturunkan melalui keluarga, dikaitkan pada gangguan fungsi pada beberapa bagian otak. Para peneliti mengharapkan adanya cara untuk mendiagnosa autisme melalui scanning otak.
SCREENING DINI UNTUK AUTISME
Banyak anak tidak terdiagnosa dengan gangguan autisme sampai usia pra-sekolah/TK atau bahkan saat mengikuti kelompok bermain (playgroup), dan banyak anak kehilangan pertolongan yang mereka butuhkan di tahun-tahun pertama. Oleh karena itu ada petunjuk yang mengharuskan anak pada usia 9 bulan yang mengalami perlambatan dalam ketrampilan dasar untuk menjalani screening. Pemeriksaan khusus untuk ASD diperlukan pada usia 24 bulan bagi anak dengan perilaku yang tidak lazim atau adanya riwayat keluarga dengan autisme.
DIAGNOSA AUTISME: PROBLEM BERBICARA
Pada pemeriksaan biasa, dokter akan memeriksa bagaimana bayi anda bereaksi terhadap suara, senyum atau ekspresi anda lainnya. Apakah ia menggeram atau mengoceh? Masalah atau perlambatan dalam berbicara merupakan petunjuk untuk berkonsultasi dengan seorang terapis bicara. Test pendengaran juga mungkin diperlukan. Kebanyakan anak dengan autisme pada akhirnya akan bisa berbicara, namun lebih lambat dibanding anak-anak lainnya. Melakukan pembicaraan dengan anak autis bisa sangat sulit. Anak dengan autisme juga bisa berbicara dengan nada menyanyi atau bicara seperti robot.
DIAGNOSA AUTISME: KURANGNYA KETRAMPILAN SOSIAL
Masalah dalam berhubungan dengan orang lain merupakan petunjuk penting untuk gangguan spektrum autisme. Seorang psikolog dengan latihan khusus dapat membantu menemukan masalah hubungan sosial sedini mungkin. Anak menghindar untuk menatap mata seseorang, termasuk kepada orang tuanya sendiri. Mereka bisa sangat fokus pada sesuatu, sambil mengabaikan hal-hal lain di sekitar mereka untuk waktu yang lama. Mereka tidak menggunakan bahasa dan sikap tubuh, atau ekspresi wajah untuk berkomunikasi
DIAGNOSA AUTISME: EVALUASI
Tidak ada tes medis khusus untuk autisme, namun beberapa pemeriksaan dapat membantu untuk mengesampingkan hilangnya pendengaran (tuli), kesulitan berbicara, keracunan timbal, atau masalah dalam perkembangan yang tidak berkaitan dengan autisme. Para orang tua diminta untuk menjawab serangkaian pertanyaan – yang disebut ‘screening tool’ – untuk menilai perilaku dan ketrampilan berkomunikasi sang anak. Pemberian pengobatan dini, sebaiknya sebelum usia 3 tahun, dapat sangat meningkatkan perkembangan seorang anak.
Penderita dengan sindroma Asperger tidak memliki intelegensia yang rendah ataupun masalah dalam berbicara. Pada kenyataannya, mereka bahkan memiliki kemampuan verbal yang mumpuni. Namun mereka dengan sindroma Asperger bisa bersikap aneh secara sosial dan menghadapi kesulitan untuk memahami isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah. Mereka bisa fokus secara intens pada satu topik yang mereka minati, namun bermasalah dalam berteman atau berhubungan dengan orang.
PENGOBATAN AUTISME: PROGRAM PERILAKU
Terapi perilaku digunakan secara luas untuk membantu anak-anak dengan ASD belajar berbicara dan berkomunikasi, berkembang secara fisik, dan berhubungan lebih efektif dengan orang lain. Secara bertahap, program intensif ini – yang dikenal dengan Applied Behavior Analysis (ABA) – mendorong kegiatan yang positif dan menghilangkan pelilaku negatif. Pendekatan yang lain, disebut dengan Floortime, bekerja pada ranah emosi dan ketrampilan sosial. Program TEACCH menggunakan kartu bergambar dan tanda-tanda visual lainnya.
PENGOBATAN AUTISME : EDUKASI
Di Indonesia sistim pendidikan umum belum memberikan pelayanan yang dapat membantu anak dengan autisme untuk belajar dan berkembang. Yang ada adalah sekolah khusus untuk anak-anak autis yang telah didiagnosa menderita kelainan ini.
Lain halnya dengan di Amerika, sekolah umum menyediakan kelas khusus bagi anak autis untuk belajar dan berkembang. Dalam sistim ini dilakukan terapi bicara dan terapi okupasional. Sekolah-sekolah diwajibkan untuk menerapkan Indivisualized Education Program (IEP) untuk setiap anak. Anak dengan autis berhak untuk menjalani pelayanan intervensi dini atau tahun ajaran sekolah yang diperpanjang.
PENGOBATAN AUTISME: TERAPI OBAT-OBATAN
Tidak ada terapi obat-obatan khusus untuk autisme, namun obat-obatan dapat membantu untuk mengurangi beberapa gejala. Obat-obatan anti-psikotik diberikan pada pasien dengan masalah perilaku yang serius. Dalam kategori obat ini terdapat Risperdal® yang memperoleh persetujuan FDA (BPOM Amerika) untuk kasus autisme dengan agresi, kecenderungan melukai diri sendiri dan tantrum. Jika serangan kejang menjadi gejala, maka pemberian anti-konvulsan dapat membantu. Obat-obatan untuk mengobati depresi kadang-kadang diberikan. Respon si anak terhadap obat-obatan yang diberikan harus dipantau secara seksama.
PENGOBATAN AUTISME: INTEGRASI SENSORIK
Anak autis dapat sangat peka terhadap suara, sentuhan, rasa, penglihatan atau bau – ini sama dengan satu keadaan yang dikenal dengan kelainan integrasi sensorik (sensory integration disorder). Sebagai contoh: anak autis akan merasa sangat terganggu oleh pancaran sinar yang terang atau suara lonceng sekolah. Suatu penelitian kecil di Universitas Temple oleh para peneliti menemukan bahwa membantu anak autis untuk menyesuaikan diri dengan berbagai sensasi menyebabkan berkurangnya sikap autistik dan membaiknya perilaku.
AUTISME DAN TEKNOLOGI PENUNJANG
Anak-anak non-verbal dapat berbicara dengan alat-alat baru yang di desain untuk merubah gambar atau teks menjadi suara yang mengucapkan kata-kata. Dalam teknologi ini termasuk peralatan ukuran saku, dan aplikasi untuk smartphones dan tablets.
AUTISME DAN DIET
Masalah pencernaan merupakan hal yang umum diderita anak autis, dan sekitar 30% dari anak-anak itu bisa makan sesuatu yang bukan makanan, seperti misalnya kotoran atau kertas. Beberapa ortu mencoba untuk memberikan diet bebas gluten (yang terdapat dalam gandum) dan kasein (satu protein susu). Perubahan diet lainnya, termasuk pemberian suplemen B6 dan magnesium juga pernah diberikan. Sejauh ini tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa program diet apapun berhasil. Dokter harus mensupervisi berbagai diet percobaan untuk memastikan kondisi gizi yang baik dari anak autis.
PENGOBATAN NON-ORTODOKS
Internet penuh dengan pengobatan autis yang tidak lazim yang ditawarkan kepada para orang tua yang putus asa. Untuk mengetahui suatu pengobatan itu aman dan efektif, maka pastikan keamanannya dengan team kesehatan anak. The Autism Society of America memiliki daftar pertanyaan yang bagus untuk ditanyakan kepada para penyelenggara pengobatan non-ortodoks atau pengobatan cara baru. Beberapa di antaranya bisa berbahaya, termasuk terapi chelation.
APA PENYEBAB AUTISME?
Para ahli belum mengetahui dengan pasti apa penyebab autisme, namun sejak kelainan ini ditemukan dalam keluarga, maka gen mungkin memegang peranan. Penelitian sedang berlangsung untuk melihat apakah bahan kimia dalam lingkungan hidup atau infeksi sebelum kelahiran menjadi penyebabnya. Autisme lebih sering ditemui di antara orang-orang dengan kelainan genetik, seperti Fragile-X dan Tuberous sclerosis. Minum Valporic-acid atau Thalidomide selama masa kehamilan meningkatkan resiko anak terkena ASD.
VAKSIN TIDAK MENYEBABKAN AUTISME
Tidak ditemui adanya kaitan antara vaksin dengan autisme, walaupun begitu banyak penelitian telah dilakukan. Para peneliti telah mengobrak-abrik vaksin pencegah Measles, Mumps dan Rubella (MMR Vaccine) setelah suatu laporan dari Inggris di tahun 1998 mencurigai vaksin itu sebagai penyebab autisme. Laporan itu di bantah oleh journal kedokteran Lancet karena kurang ilmiah dan dianggap fraud. Thimerosol®, suatu vaksin yang mengandung merkuri, dicoret dari daftar vaksinasi untuk anak di tahun 2001 sebagai kehati-hatian, walaupun tidak ada bukti yang kuat bahwa vaksin ini terkait dengan autisme.
AUTISME DALAM KELUARGA BERSAUDARA
Menurut satu penelitian, keluarga yang memiliki satu anak dengan autisme, memiliki 19% kemungkinan anak yang lain menderita autis juga. Bila 2 anak menderita autisme, maka resiko bagi anak ke-tiga makin besar untuk terkena. Satu penelitian anak kembar menemukan bahwa bila salah satu anak kembar fraternal menderita autisme, maka ada 31% kemungkinan anak kembar yang satu lagi juga akan terkena autisme. Bila autisme mengenai anak laki kembar identikal, maka ada 77% kemungkinan kedua anak laki kembar itu akan terkena ASD.
Sumber: What is Autism – WebMD
Terjemah: Mimuk Bambang Irawan
http://www.webmd.com/news/breaking-news/20150302/autism-early-diagnosis

No comments:

Post a Comment