Sunday, June 23, 2013

CATATAN SEJARAH JAMU INDONESIA


Di samping bukti sejarah berupa artefak yang tersimpan dalam Museum Nasional Jakarta, catatan tertulis mengenai sejarah jamu dari berbagi sumber memastikan adanya penggunaan herba dan tanaman obat sebagai pengobatan di Indonesia. Catatan sejarah mengenai jamu dapat ditemukan pada beberapa sumber di bawah ini:

CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur yang termashur di bangun oleh kerajaan Syailendra di tahun 800 – 900 Masehi didekat Yogyakarta Jawa Tengah. Beberapa relief pada candi ini menggambarkan pohon Kalpataru – sebuah pohon mitoligis yang kekal abadi – di mana daun-daunnya dan bahan-bahan lain sedang digiling  untuk membuat obat herba bagi perawatan kesehatan dan kecantikan wanita.

SERAT KAWRUH BAB JAMPI-JAMPI

Ini merupakan satu di antara dua catatan yang tersimpan di perpustakaan Keraton Surakarta. Serat Kawruh Bab Jampi-
Jampi bisa jadi merupakan informasi yang paling sistimatis tentang jamu. Di kitab ini tercatat 1.734 resep jamu yang terbuat dari herba alami berikut rekomendasi penggunaan dan dosisnya. Juga termasuk 244 catatan berupa doa dan bentuk simbol-simbol yang rupanya digunakan sebagai mantera atau jimat ampuh untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh kekuatan ghaib atau melindungi pasien dari ilmu hitam  

SERAT CENTHINI

Serat Centhini merupakan kitab lainnya yang tersimpan di perpustakaan Keraton Surakarta. Buku ini dibuat oleh salah seorang putera Kanjeng Sinuhun Sunan Pakubuwono IV yang pada saat itu memerintah kerajaan Surakarta di periode 1788 – 1820 Masehi. Putera sang raja ini memerintahkan 3 bawahannya untuk mengumpulkan semua informasi ilmu pengetahuan tentang budaya Jawa yang berkaitan dengan aspek spiritual, bahan-bahan, ilmiah dan keagamaan. Hasilnya berupa laporan sebanyak 12 jilid dengan 725 stanza.

Walaupun isi kitab ini tidak semuanya berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan penyakit, namun tampaknya sebagian besar isinya berkaitan dengan masalah seksual serta sejumlah nasihat dan obat untuk berbagai penyakit. Bagaimanpun Serat Centhini merupakan penjelasan terbaik tentang pengobatan penyakit di jaman Jawa kuno, di mana selalu digunakan obat-obatan yang berasal dari alam dan kebanyakan di antaranya mudah diberikan   

CATATAN LAIN DI PERPUSTAKAAN KERATON SURAKARTA

Terdapat banyak manuskrip atau primbon yang dikumpulkan dalam lebih dari 2.100 catatan – yang ada di antaranya bertanggal tahun 1720 M – tersimpan di Perpustakaan Keraton Surakarta. C
atatan ini menggambarkan banyak hal dan tertulis di atas 700.000 lembar kertas. Disamping 4 bagian yang berisi catatan khasiat herba, ramuan dan dosis, primbon juga mengandung dokumen sejarah yang berkaitan dengan politik, catatan pengadilan, ramalan-ramalan, puisi, catatan-catatan moralitas, budaya dan pengetahuan mengenai erotisme, Ilmu dan hukum Islam, lirik-lirik sufisme, skript untuk lakon-lakon wayang kulit, peraturan pengadilan serta petunjuk praktek peramalan dan ilmu hitam.  

USADA, KITAB PENYEMBUHAN

Usada merupa
kan kumpulan tulisan yang berkaitan dengan praktek pengobatan. Walaupun tanggal dan tahun catatan-catatannya belum jelas, namun isinya tetap mengandung nilai yang tinggi bagi pengetahuan pengobatan alami menggunakan obat-obat herba alami. Dalam banyak kasus, Usada digunakan sebagai referensi untuk pengobatan tradisional dalam masyarakat Jawa. 

MANUSKRIP LONTAR BALI

Dengan menyebarnya pengetahuan pengobatan herbal ke seluruh Indonesia, maka banyak kerajaan atau masyarakat menyimpan catatan-catatan yang sangat berharga ini bagi keperluan mereka sendiri. Karena Bali terletak sangat dekat dengan Jawa, praktek pengobatan dicatat dan ditulis pada daun lontar. Lontar adalah daun enau yang dikeringkan dan digunakan sebagai media menulis oleh masyarakat Bali. Banyak catatan lontar menunjukkan
kesamaan antara praktek pengobatan Jawa dan Bali.

BUKU “TANAMAN INDONESIA DAN KHASIATNYA” TULISAN JAN KLOPPENBURG - VERSTEEGH

Nyonya
Jan Kloppenburg, seorang wanita Belanda yang lahir di sebuah perkebunan kopi yang luas di daerah Weleri, Jawa Tengah adalah penulis buku “De Indische Planten en haar Geneeskracht” atau Tanaman Indonesia dan Khasiat Penyembuhannya. Lahir dalam tahun 1862 dan dibesarkan di Indonesia, wanita muda ini memiliki kesempatan yang sangat bagus untuk mengenal tanaman lokal dan menyelidiki khasiatnya. Jan Kloppenburg terinspirasi oleh sang ibunda, Albertina, yang merawat kesehatan penduduk sekitar perkebunan. Albertina seringkali memberikan nasihat kepada penduduk tentang bagaimana mengobati suatu penyakit dan tanaman atau herba mana yang merupakan obat yang paling mujarab.

Kloppenburg muda seringkali menemani ibundanya saat mengunjungi penduduk dan mencatat semua informasi yang dianggapnya penting. Setelah sang ibunda wafat dan kemudian menikah, Jan meneruskan minatnya terhadap tanaman dan herba Indonesia. Tulisannya dirangkum dalam buku dengan judul seperti di atas dan diterbitkan pertama kali di awal tahun 1900. Bukunya sekarang digunakan sebagai referensi yang tak ternilai bagi pengembangan penggunaan tanaman dan herba di jaman modern ini.


Extracted
and Translated from Susan-Jane Beers' "Jamu, The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing"
by Bambang Irawan.

No comments:

Post a Comment