Monday, December 4, 2017

BAHAYA LGBT

BAHAYA LGBT
Tulisan dr. Ani Hasibuan, ahli syaraf di RSCM, semua tulisan nya di banned oleh FB karena semua seputar bahaya LGBT.
Silahkan disimak sebagai ilmu tambahan kita sebagai orang tua, sbb :
Sekedar berbagi cerita dari poli saraf untuk ibu-ibu, supaya kita semakin gencar menjaga lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan sekolah
Sebab LGBT itu PREDATOR, mereka SANGAT AGRESIF. Dan kini, kita semua tahu, mereka didanai oleh PBB dan taipan-taian  kelas dunia. LGBT itu agenda zionisme, untuk mewujudkan dunia satu komando (NEW WORLD ORDER)
Sejak 1997 saya berurusan dengan para gay. Sampai hari ini, belum pernah absen. Mereka pasien terbanyak HIV yang saya tangani. Yang hidup tinggal beberapa siy. Barusan suster saya lapor ada lagi yang meninggal 3 hari lalu, dengan kriptokokus meningitis (infeksi jamur di otak)
Dari pengamatan saya, Gay itu ada “kasta”nya
Ada yang dominan, biasanya yang punya uang dan lebih tua secara umur, ada yang submissif, kalau saya perhatikan, semacam “piaraan”. Piaraan ini berkasta juga, ada anak muda putih bersih klimis dari kalangan keluarga menengah, ada juga yang kelas sandal jepit (bukan yang harga 18 ribu ya).
Perlakuan dari yang dominan pada piaraan juga berbeda sesuai KW piaraan. Yang KW ori diperlakukan sangat istimewa. Waktu saya kerja di klinik hiv RSCM, pernah dapat pasien mahasiswa universitas swasta terkenal di jakarta, yang kena meningitis kriptokokus (jamur otak). Orang tuanya pekerja Petrol, tinggal di Dallas, US. Dia disini tinggal sendiri. Anaknya tampan, klimis dan kelihatan anak baik. Dominannya sering ikut mengantar kalau kontrol.
Jangan kaget ya, dominannya ini seorang AKTIVIS LSM ANTI-HIV. Itu kalau si pasien saya ini mengeluh sakit kepala, si dominan ini mengelus-elus punggung si submissif sambil bilang “sakit ya sayang? Yang mana yang sakit? Sabar ya sayang..” (untung saya masih setia pada sumpah Hipocrates, kalau saya berkhianat, si dominan itu mau saya suntik fentanyl 1000 cc biar mokat).
Tapi saya pernah juga dapat seorang dominan yang kena infeksi di medulla spinalis, spondilitis tuberkulosis, jadi lumpuh kedua kakinya tiba-tiba. Pas dirawat, submissifnya datang menemani. Itu dibentak-bentak, gak ada sayang-sayang, si submissif ini tampilannya sih kelas sandal jepit. Manggil dominannya “abaaaang..” (jijik ya dengarnya)
 Ada juga piaraan bayaran. Satu pasien saya asal Jogja (sekarang sudah meninggal dengan toksoensefalitis; bisul di dalam otak karena kuman tokso yang sering nempel di badan kucing, anjing) mengaku dia bayaran. Di”piara” seorg aki-aki cina untuk bayaran 1000 sampai 2000 USD per bulan. Uangnya dia kirim ke Jogja untuk anak dan istrinya. Dia ini sejatinya bukan gay. Jadi semacam pelacur lelaki. Kerja sebagai caddy lelaki di satu lapangan golf di Tangerang. Waktu ketahuan HIV dan tokso, nangis meraung-raung, selama dirawat baca Qur’an terus, kalau saya periksa, selalu terisak-isak dan bilang menyesal. Pas ketemu bininya, saya yang berkaca-kaca. Sebab bininya perempuan berhijab rapi dengan dua balita yang juga berhijab.
 Ada juga gay kakak adik. Sejak kecil dikasih satu kamar dan satu ranjang oleh emak bapaknya. Pas gede, tau-tau yang kakak kena kripto. Dicek HIV positif, ditanya pasangannya siapa, dia bilang adiknya. Pas adiknya dicek, positif juga HIV-nya. Kedua-duanya sudah meninggal, dalam satu ruang rawat yang sama. Ayahnya sampai anak-anak itu dikubur pun gak pernah mau datang nengok...
Hati-hati dengan anak-anak, ajarkan mereka untuk bertindak agresif kalau ada yang coba-coba menggoda (gay), jangan kasih ampun, langsung pukuli beramai-ramai. Pengalaman saya dari anak-anak yang kena goda para penyuka anus ini, mereka makin agresif kalau yang digoda diam atau menunjukkan rasa takut. Tapi langsung berhenti kalau yang digoda langsung main fisik. (Beberapa anak muda yang digoda gay konsultasi ke saya bersama ortunya).
Dan bila anak bepergian, jangan ijinkan kalau sendirian. Usahakan beramai-ramai, supaya nyalinya tidak ciut kalau ada gay yang datang menggoda. Mereka bisa tawarkan apa saja, bisa uang, bisa ancaman, bisa bujuk rayu. Dari wawancara dengan pasien-pasien gay, mereka ini tadinya SEMUA pernah mengalami anal seks, sebagian besar secara paksa. Setelahnya mereka akan sangat dijaga dan ditemani oleh kelompok gay. Pergaulannya diganti jadi pergaulan gay, dst.
Cerita gay SEMUA TRAGIS... belum pernah saya dengar yang berakhir sepert idi cerita fairytopia... misalnya berakhir kayak Cinderella... kisah para gay berakhir dengan tokso, kripto, TB, pnemonia, kandida, dan diujungnya, mati sendirian tanpa didampingi kaum nya...  Saya gak ngerti kenapa pemerintah abai pada masalah ini... sejak 1997, Prof Sjamsurijal gak capek-capeknya mengingatkan, tapi faktanya, mereka semakin banyak...
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan generasi penerus bangsa ini dari kezhaliman orang-orang yang zhalim Aamiin Ya Rabbal’aalamiin
#semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment