Saturday, August 3, 2013

SRI MULYANI, APA KHABAR BU?

HABISLAH ORANG PANDAI INDONESIA
(Tulisan ini saya buat 3 tahun silam, 21 Mei 2010)


Nasib Sri Mulyani sebagai orang pintar dan berprestasi di negeri ini sungguh memprihatinkan. Ia dipercaya, ditunjuk, dan diangkat untuk memegang amanah sebagai pengatur keuangan negeri ini. Dan saya yakin sebagian besar masyarakat Indonesia telah merasakan hasil kinerja beliau dengan tidak terpuruknya Indonesia dalam krisis ekonomi dunia jilid 2.

Tapi kita sama-sama tahu bahwa ada segelintir orang yang mengatas-namakan rakyat Indonesia menjadikannya bulan-bulanan, dikuyo-kuyo dalam kasus Century dan akhirnya menyudutkannya sebagai pesakitan dan dianggap bertanggung jawab atas bail out bank bobrok itu dengan menggelontorkan 6,7 trilyun rupiah.

Selanjutnya kita sama-sama tahu apa yang terjadi. Sri Mulyani hengkang diganti Agus Marto. Kita kehilangan ....again and again... orang pintar yang sejatinya bisa memajukan bangsa dan negara yang kita cintai ini.

Dalam suatu sistim manajemen, tak mungkin keputusan seorang eksekutif yang menyangkut dana yang besar tidak diketahui sang atasan, si chief executive. Dalam perusahaan, seorang chief executive pasti menjadi final decision maker jika menyangkut pengeluaran uang yang strategis sifatnya. Bukankah tugas dan tanggung jawab seorang presiden sebagai kepala eksekutif pemerintahan identik dengan CEO sebuah perusahaan?  Mengapa kita tidak melihat presiden membela Sri Mulyani?

Begitukah bangsa besar ini mengapresiasi anak bangsa yang pandai, berprestasi, outstanding, menegakkan kebenaran, berpegang pada prinsip, jujur dan teguh memegang amanah ini? Saya merasa terusik atas drama yang saya saksikan di media massa. Terusik karena ada pembiaran orang menzalimi orang lain demi kepentingan sekolompok orang yang pegang kekuasaan atau punya kartu truf untuk memenangkan permainan politik yang kotor dan keji.

Di mana kau Pak presiden? ...... di saat bawahan merintih dan bernapas sesak di bawah tekanan kezaliman kepentingan kekuasaan? Ya...di mana kau...saat  Bapak sebenarnya bisa, tapi tidak mau menggunakan kekuasaan Bapak untuk beramal saleh dan ber-nahi mungkar? Lupakah Bapak bahwa sebagian besar rakyat Indonesia memilih Bapak karena percaya bahwa Bapak adalah pemimpin yang bisa mengatasi carut marut, ke tidak tertiban di negeri ini? Termasuk carut marut hukum beserta para penegaknya.

Kenapa Bapak tidak berani garang pada saat Bapak harus menggunakan kegarangan? Sungguh saya terusik dan kecewa pada kepemimpinan Bapak yang tidak membela bawahan yang Bapak bilang sendiri adalah orang yang berdedikasi, pintar dan berprestasi.....    Sungguh sebuah kepemimpinan yang lemah yang telah Bapak pertunjukkan.....

Saya juga menyaksikan di media TV betapa banyak orang pintar Indonesia tidak bermanfaat dalam memajukkan bangsa ini dan memilih berkerja untuk bangsa lain, karena berbagai alasan. Yang paling dirasakan karena tidak adanya apresiasi untuk orang pintar. Berbagai perangkat sistim di Indonesia tidak mendukung peranan orang pintar dalam kemajuan bangsa. Amat sering kita lihat bagaimana orang pintar justru dipinggirkan, karena tidak memiliki satu jenis kepintaran yang diperlukan untuk survive dalam negeri ini, yaitu berkompromi dan bernegosiasi kepentingan....  

Namun saya masih optimis bahwa ini bisa diperbaiki, di mana kita akan melihat orang yang benar-benar pintar dan jujur berperan besar dalam memacu kemajuan bangsa ini. Mengalahkan mereka yang sarat kepentingan kekuasaan dan uang. Semoga hal ini bisa kita saksikan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Pak presiden masih ada waktu sekitar 4 tahun lagi untuk mengkoreksi diri dan bangsa ini dengan belajar dari kasus Sri Mulyani ini.

Jangan sampai justru karena kasus ini tidak ada lagi orang yang pantang berdedikasi demi negeri ini. Jangan ada menteri yang takut-takut melakukan langkah yang tidak popluler tapi perlu. Jangan ada menteri dan pejabat yang jadi safe player, ndak berani kepentok. Untuk Pak Agus Marto, sampean jangan seperti itu  ya. Jangan sampai anda melakukan sesuatu yang tadinya pantang dilakukan Sri Mulyani (WALAUPUN BELAKANGAN DITENGARAI OLEH KPK AKAN TERKUAK BAHWASANYA SRI MULYANI BERADA DALAM TEKANAN KEKUASAAN SAAT MENGAMBIL KEPUTUSAN) dalam kapasitasnya sebagai menkeu saat kemarin.

Sungguh saya ingin meilhat bangsa ini bermartabat dan dikenal karena orang-orangnya yang pintar dan jujur....very simple toughts bukan? Sama sekali tidak berlebihan menurut saya. Bekasi, 21 Mei 2010 (3 TAHUN YANG LALU) …. Mari kita tunggu kelanjutan nasib Sri Mulyani dan Kasus Bank Century …

No comments:

Post a Comment