Saturday, November 2, 2013

TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER’S – Bagian 4


Bagaimana Penyakit Alzheimer Didiagnosa?

Dokter dapat mendiagnosa kebanyakan kasus Alzheimer. Namun, tak seorang pun dapat menjadi 100% yakin sampai setelah kematian, yakni ketika pemeriksaan autopsi  mikroskopis otak mendeteksi adanya bercak-bercak (plak) dan kekusutan. Tidak ada pengujian dasar, seperti tes darah, tes urine, biopsi atau gambar scan untuk mendiagnosa penyakit Alzheimer. Scan otak mungkin dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam otak.

Cakrawala Tes darah untuk Alzheimer - Ilmuwan dari Saarland University dan Unit Perawatan Kesehatan Siemens melaporkan dalam Genome Biology bahwa mereka telah mengidentifikasi tes darah baru yang mungkin pada suatu hari dapat mendiagnosa penyakit Alzheimer secara akurat jauh lebih awal. Mereka menambahkan bahwa tes darah ini juga mungkin berguna dalam mendiagnosis gangguan degeneratif lainnya.
  
Menyingkirkan kondisi lain

Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi lain yang biasanya memiliki gejala yang juga ada pada Alzheimer. Berikut adalah beberapa contoh dari penyakit dan kondisi yang harus disingkirkan:
  • Kecemasan/anxietas
  • Tumor otak
  • Depresi
  • Infeksi
  • Masalah tiroid
  • Kekurangan Vitamin
Pemeriksaan berikut mungkin akan dilakukan:

#1 - Pemeriksaan darah: - untuk melihat jika pasien memiliki gangguan tiroid atau kekurangan vitamin

#2 - Pemeriksaan neuropsikologis - ini mencakup penilaian yang ekstensif tentang daya kognitif (berpikir) dan keterampilan mengingat. Ini memerlukan beberapa jam. Jenis-jenis pemeriksaan ini sangat berguna dalam mendeteksi Alzheimer maupun demensia lainnya secara dini.

#3 - Scan MRI (Magnetic Resonance Imaging) – Suatu medan magnet yang kuat diciptakan dengan mengalirkan arus listrik melalui loop kawat. Sementara itu, kumparan lainnya dalam medan magnet mengirim dan menerima gelombang radio. Ini memicu proton dalam tubuh untuk mensejajarkan diri. Setelah sejajar, gelombang radio akan diserap oleh proton, yang memicu terjadinya putaran. Energi kemduian dilepaskan setelah 'menarik' molekul, yang pada gilirannya memancarkan energi sinyal yang ambil oleh kumparan. Informasi ini kemudian dikirim ke komputer yang memproses semua sinyal dan menghasilkan sebuah gambar. Produk akhir merupakan representasi gambar 3-D dari daerah yang sedang diperiksa; yang dalam hal ini adalah otak.

#4 - Scan PET (Positron Emission Tomography) – Ini menggunakan radiasi, atau nuclear medicine imaging, untuk menghasilkan gambar berwarna 3-dimensi dari proses fungsional dalam tubuh manusia. Hal ini sangat berguna dalam membantu dokter mendiagnosa penyakit Alzheimer. Sebuah studi mengungkapkan bahwa scan PET yang mengukur penyerapan gula di otak secara signifikan meningkatkan akurasi diagnosis satu jenis dementia yang sering keliru dianggap penyakit Alzheimer. 

#5 - CT (computerized tomography) scan - Perangkat ini menggunakan pengolahan geometri digital untuk menghasilkan gambar 3-dimensi (3-D) dari bagian dalam sebuah objek. Gambar 3-D dibuat setelah banyak gambar 2-dimensi sinar-X diambil sekeliling satu sumbu rotasi - dengan kata lain, banyak gambar dari daerah yang sama yang diambil dari berbagai sudut dan kemudian ditempatkan bersama-sama untuk menghasilkan gambar 3-D.

#6 - Apakah perbedaan antara PET, CT scan atau MRI? Sebuah CT scan atau MRI dapat menilai ukuran dan bentuk organ tubuh dan jaringan. Namun, mereka tidak bisa menilai fungsi. PET scan melihat pada fungsi. Dengan kata lain, MRI atau CT scan memberitahu kita seperti apa tampilannya, sementara PET scan dapat memberitahu kita bagaimana ini bekerja.

Seri Artikel TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER



Jakarta, 2 November 2013
By©Mimuk Bambang Irawan

No comments:

Post a Comment