Saturday, November 2, 2013

TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER’S – Bagian 3


Penyakit Alzheimer dan harapan hidup

Penyebab utama penyakit Alzheimer memendeknya harapan hidup penderita Alzheimer biasanya bukan karena penyakit itu sendiri, tapi oleh komplikasi yang terjadi karenanya. Saat pasien menjadi kurang mampu untuk menjaga diri mereka sendiri, maka apapun penyakit yang kemudian berkembang, seperti infeksi, akan cenderung memburuk dengan cepat. Perawat akan semakin sulit untuk mengetahui adanya komplikasi karena berkurangnya kemampuan pasien untuk mengatakan apakah dia sehat, merasa tidak nyaman, atau kesakitan.Radang paru-paru dan tukak karena tekanan (Ulkus decubitus) adalah contoh umum komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian bagi orang-orang dengan penyakit Alzheimer yang parah

Apa penyebab atau faktor risiko penyakit Alzheimer?

Meskipun banyak penelitian telah dilakukan dan saat ini sedang terus dilakukan untuk menemukan penyebab Alzheimer, para ahli masih belum yakin tentang penyebab mengapa sel-sel otak menjadi rusak. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit Alzheimer. Ini termasuk:

USIA

Setelah usia 65, risiko untuk terjadinya  Alzheimer menjadi dua kali lipat setiap lima tahun. Meskipun Alzheimer adalah penyakit yang banyak terjadi di usia tua, namun beberapa orang muda juga dapat mengembangkan kondisi ini. Menurut Canadian Medical Association Journal risiko terjadinya Alzheimer adalah sebagai berikut:
  • Usia 65-74, 1 dari 100 orang
  • Usia 75-84, 1 dari 14 orang
  • Umur lebih dari 85, 1 dari 4

RIWAYAT KELUARGA

Orang yang memiliki anggota keluarga dekat yang mengembangkan Alzheimer memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk juga menderita Alzheimer (hanya sedikit lebih tinggi dan tidak secara signifikan). Hanya sekitar 7% dari semua kasus berkaitan dengan gen yang menurunkan penyebab timbulnya penyakit sebagai warisan keluarga. Di antara mereka yang mewarisi kondisi ini, kemungkinan terjadinya Alzheimer bisa mulai pada usia dini.

DOWN’S SYNDROME

Orang dengan Down’s syndrome memiliki extra-copy dari kromosom 21, yang mengandung protein yang juga ada di otak orang-orang dengan Alzheimer. Oleh karena orang-orang dengan Down’s syndrome memiliki sejumlah besar protein ini dibanding yang lain, maka risiko timbulnya penyakit Alzheimer pada mereka akan lebih besar.

SABETAN CEMETI DAN CEDERA KEPALA

Beberapa penelitian telah menujukkan adanya hubungan antara sabetan cemeti dan cedera kepala dengan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya Alzheimer. Catatan: sabetan cemeti adalah suatu cara untuk menghukum anak nakal di masa yang lalu dengan pecutan menggunakan alat, misalnya ikat pinggan, sapu lidi dan cemeti sungguhan … sadis banget ya)

ALUMINIUM

Satu keterkaitan dalam sebuah teori yang oleh kebanyakan ilmuwan telah diabaikan. Unsur aluminium ternyata ada dalam bercak-bercak dan kekusutan dalam otak pasien Alzheimer. Beberapa ahli telah menyatakan bahwa penyerapan aluminium oleh manusia dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer. Namun, penelitian tidak berhasil menemukan keterkaitan antara 2 hal tersebut. Aluminium terkandung dalam beberapa makanan dan tanaman. Juga ditemukan dalam beberapa bahan pembuatan panci memasak, obat-obatan dan bahan kemasan. Ilmuwan meragukan adanya keterkaitan ini, karena tubuh kita hanya menyerap aluminium dalam jumlah minimum dan oleh tubuh kita dikeluarkan melalui urin

GENDER

Ditemukan persentase yang lebih tinggi bagi wanita untuk menderita Alzheimer daripada pria. Karena nyatanya perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki, dan risiko Alzheimer seiring dengan usia, maka ini mungkin merupakan sebagian alasannya.

KERUSAKAN KOGNITIF RINGAN

Orang yang menderita kerusakan kognitif ringan hanya mengalami masalah ingatan, tetapi bukan Alzheimer. Ingatannya lebih buruk dibanding orang sehat lain pada usia yang sama. Persentase yang lebih tinggi untuk terjadinya Alzheimer terjadi pada orang-orang dengan kerusakan kognitif ringan, dibandingkan dengan orang lain. Beberapa orang mengatakan bahwa hal ini bukanlah faktor risiko, karena mereka yang menderita kerusakan kognitif ringan dianggap merupakan tahap sangat awal dari penyakit Alzheimer yang tidak terdiagnosis. Orang lain tidak setuju dengan hal ini. Anehnya, penelitian di Inggris  menunjukkan bahwa orang dengan kerusakan kognitif ringan  kurang berisiko untuk menderita demensia sebagaimana diperkirakan sebelumnya.

FIBRILASI ATRIUM (Bergetarnya Serambi Jantung)

Sebuah penelitian pada lebih dari 37.000 pasien menunjukkan hubungan yang kuat antara fibrilasi atrium dan terjadinya penyakit Alzheimer.

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG

Orang-orang yang memiliki faktor risiko penyakit jantung - tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, dan diabetes yang kurang terkontrol - juga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita Alzheimer. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah tinggi, dan atau diabetes tipe 2 yang kurang terkontrol sebagai hasil dari gaya hidup, maka factor-faktor itu disebut faktor gaya hidup. Menjalankan diet seimbang, melakukan banyak latihan, mempertahankan berat badan ideal, dan tidur antara 7-8 jam setiap malam mungkin dapat menghilangkan faktor-faktor gaya hidup ini. Jika Anda tidak dapat mengatasi diabetes 2, maka pengendalian penyakit diabetes yang baik akan membantu.

Kadang-kadang faktor-faktor ini tidak ada hubungannya dengan gaya hidup, misalnya jika anda mempunyai tekanan darah tinggi karena sebab yang lain, menderita diabetes tipe 1, atau rentan terhadap terjadinya kolesterol darah tinggi meskipun berat badan yang sudah tepat, berolahraga, dll. Kontrol yang baik dan perawatan kondisi membantu memperkecil risiko terjadinya penyakit Alzheimer (dan penyakit jantung).

TINGKAT PENDIDIKAN

Ada beberapa data yang menunjukkan risiko lebih tinggi terjadinya Alzheimer antara orang-orang dengan kualifikasi pendidikan yang lebih rendah, dibandingkan dengan individu yang berkualifikasi pendidikan yang lebih tinggi. Namun, tak seorang pun benar-benar tahu mengapa hal demikian terjadi.

MAKANAN OLAHAN DAN PUPUK (nitrat)

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Rhode Island Hospital menemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar nitrat dalam lingkungan dan makanan, dengan peningkatan kematian karena penyakit, termasuk Alzheimer, diabetes dan Parkinson. Penelitian ini memperhatikan peningkatan yang progresif dari pemaparan manusia terhadap nitrat, nitrit dan nitrosamin melalui makanan yang diproses dan diawetkan serta juga terhadap pupuk.

STRES

Sara Bengtsson dan tim Universitas Umea, Swedia menemukan bahwa stres dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Alzheimer.

Dr Simon Ridley, kepala penelitian di Alzheimer Research UK yang merupakan perkumpulan amal, menunjukkan bahwa penelitian dilakukan pada tikus, jadi kami tidak dapat memastikan apakah penemuan-penemuan itu berlaku juga bagi manusia.

Dr Riley berkata: “Beberapa penelitian telah berhasil menyoroti keterkaitan antara stress yang kronis, penurunan kognitif dan berkembangnya penyakit Alzheimer, dan dibutuhkan studi lebih lanjut pada orang untuk dapat menyelidiki keterkaitan ini sepenuhnya. Jika kita dapat lebih memahami faktor-faktor risiko terjadinya Alzheimer kita juga dapat memberdayakan orang untuk melakukan perubahan gaya hidup guna mengurangi risiko mereka.

BEBERAPA PENYAKIT DAN KONDISI LAINNYA

Beberapa penyakit dan kondisi lain telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya Alzheimer.
  • Beberapa kondisi peradangan kronis
  • Riwayat adanya episode depresi klinis
  • Stroke dan/atau stroke-mini
  • Obesitas/kegemukan/overweight
Pada bulan Oktober 2012, para peneliti dari Drexel University College of Medicine di Philadelphia melaporkan dalam PLoS ONE, bahwa mereka menemukan sebuah mekanisme anti-kanker alami dalam tubuh manusia yang dapat mendorong terjadinya penyakit Alzheimer.

Seri Artikel TENTANG PENYAKIT ALZHEIMER



Jakarta, 2 November 2013
By©Mimuk Bambang Irawan

No comments:

Post a Comment