Monday, May 19, 2014

MBURU UCENG KELANGAN DELEG

MBURU UCENG KELANGAN DELEG


Dulu waktu kita kecil, orang tua kita sering menasihati agar kita “jangan hanya memburu uceng tapi kelangan deleg”. Perumpamaan Jawa Ini artinya kurang lebih sebagai berikut: Jangan memburu atau mengejar uceng (ikan kecil) tetapi melupakan deleg (ikan yang lebih besar). Atau dengan perkataan lain, jangan mengejar hal-hal sekunder tetapi yang primer terlupakan

Begitu juga dengan orang yang mengejar kebahagiaan hidup, di mana ia sering mengutamakan bagaimana caranya untuk memiliki harta yang banyak dan berlimpah agar hidupnya mudah dan tak mengenal susah sampai tak habis 7 turunan. Namun di satu sisi lainnya, kewajiban yang lebih penting tidak diperhatikan dan terlewatkan seperti mendalami ajaran agama, mendampingi dan mendidik anak agar memiliki akhlaq yang baik, membina kedekatan anggota keluarga dan silaturahim dengan sanak saudara dan teman handai taulan. Itulah orang yang memburu uceng kelangan deleg.

Dengan perkataan lain, kenikmatan dunia yang digambarkan sebagai ‘uceng’ hanyalah  sebesar jarum namun dikejar mati-matian, siang dan malam agar jaya berwibawa bahkan dengan menghalalkan segala cara. Melupakan “Sang Pemberi Nikmat Rejeki” (deleg) atau Allah Subhaanahu wa ta’ala yang sama sekali tidak digubris dan dilupakan.

Hendaknya kita senantiasa merasa butuh untuk dekat denganNya, butuh untuk memohon pertolonganNya dan ridhoNya, menjadi tempat kita kembali kepadaNya nanti dengan selamat sejahtera. Itulah ‘deleg’ yang harus kita cari dalam kehidupan di dunia.
Semoga kita tidak tergolong orang yang hanya memburu uceng tapi melupakan deleg.

Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Semoga bermanfaat

Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 19 Mei 2014

No comments:

Post a Comment