Wednesday, May 14, 2014

PENCEGAHAN DAN IDENTIFIKASI KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK

PENCEGAHAN DAN IDENTIFIKASI KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK


Kekerasan atau pelecehan seksual adalah subjek yang bagi kebanyakan orang sulit untuk didiskusikan, dan terlebih sulit lagi bagi orang tua untuk membicarakannya dengan anak-anak mereka. Tetapi seberapapun menakutkannya topik ini, kekerasan seksual merupakan hal yang serius dan, sayangnya, merupakan masalah umum yang menimpa baik anak laki-laki maupun perempuan. Dalam kebanyakan kasus, orang yang melakukan pelanggaran seksual pada anak adalah orang dewasa atau remaja yang dikenal korban, sering kali merupakan figur otoritas yang diketahui, dipercaya atau dicintai oleh si anak. Pelaku biasanya menggunakan paksaan dan manipulasi, tanpa kekuatan fisik untuk memanfaatkan korban.

Apa yang harus diketahui orang tua tentang kekerasan seksual terhadap anak:

  • Kebanyakan pelanggar/pelaku dikenal oleh anak; mereka mungkin anggota keluarga, kerabat, teman, guru, pelatih, babysitter, dan orang-orang yang memiliki posisi otoritas.

  • Anak yang paling rentan terhadap kekerasan seksual memiliki kepribadian yang taat, penurut dan sopan. Mereka mungkin anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak bahagia atau dari orang tua yang bercerai, di mana sebagai anak-anak, mereka mungkin sangat mendambakan perhatian dan kasih sayang.

  • Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual dapat menunjukkan banyak atau beberapa gejala kelainan perilaku. Mereka mungkin menarik diri dari keluarga atau teman, kurang berprestasi di sekolah, mengalami depresi, kecemasan, atau menunjukkan perilaku agresif dan merusak diri sendiri. Atau bahkan mereka mungkin juga tidak menampilkan perilaku yang abnormal.

  • Kekerasan seksual pada anak sering melibatkan lebih dari satu kejadian, dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun

  • Kekerasan seksual meliputi semua jenis tindakan seksual atau perilaku dengan seorang anak, dan mencakup kegiatan-kegiatan yang melibatkan peristiwa kontak alat kelamin atau peristiwa non-kontak seperti mempertunjukkan gambar pornografi kepada anak-anak, atau mengambil foto pornografi anak, dll.

Tips yang dapat meminimalkan risiko anak anda menjadi korban kekerasan:

  • Pada usia dini, orangtua bisa mengajari anak-anak mereka tentang nama alat kelamin, sebagaimana mereka mengajari anak-anak mereka tentang nama-nama bagian tubuh lainnya. Ini mengajarkan bahwa alat kelamin, walaupun bersifat pribadi, tidak menjadi terlalu pribadi sehingga anda masih dapat membahasnya dengan mereka.

  • Orang tua dapat mengajar anak-anak muda tentang privasi bagian tubuh, dan bahwa tidak ada yang memiliki hak untuk menyentuh tubuh mereka jika mereka tidak ingin itu terjadi. Anak-anak juga harus belajar untuk menghormati hak orang lain.

  • Ajari anak-anak sejak awal dan sering bahwa tidak ada rahasia antara anak dan orangtua mereka, dan bahwa mereka harus merasa nyaman berbicara dengan orang tua mereka tentang apa pun -- baik atau buruk, menyenangkan atau sedih,  mudah atau sulit.

  • Waspadai orang dewasa yang menawarkan hadiah khusus atau mainan anak-anak, atau orang dewasa yang ingin mengajak anak anda untuk ikut dalam satu tamasya atau acara khusus.

  • Daftarkan anak anda di tempat penitipan anak dan program lain yang “parent open-door policy”, yaitu program-program yang memberikan kebebasan kepada orang tua untuk memonitor, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan serta mendiskusikan keadaan anak mereka

  • Dengan bertambahnya usia anak, ciptakanlah sebuah lingkungan di rumah di mana topik seksual dapat dibicarakan dengan bebas dan nyaman. Gunakan bahan berita dan publikasi laporan-laporan tentang kekerasan seksual terhadap anak guna memulai diskusi tentang keselamatan, dan terus ulangi bahwa anak-anak harus selalu memberitahu orang tua tentang siapa saja yang memanfaatkan mereka secara seksual.

  • Jika anak anda mengungkapkan adanya pengalaman kekerasan seksual, dengarkan ungkapannya dengan hati-hati dan seksama. Sangat sering, anak-anak tidak dipercaya, terutama jika mereka melaporkan anggota keluarga sebagai pelaku. Hubungi dokter anak anda, badan layanan atau komite perlindungan anak lokal, ataupun polisi. Jika anda tidak campur tangan, penyalahgunaan mungkin akan terus berlangsung, dan anak mungkin akan percaya bahwa rumah tidaklah aman dan bahwa anda tidak bersedia untuk membantu.

  • Dukunglah anak anda dan biarkan dia tahu bahwa dia tidak bersalah dan harus bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi padanya.

  • Bawalah anak anda ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan, untuk memastikan bahwa kesehatan fisik anak tidak terpengaruh oleh kekerasan seksualnya.

  • Kebanyakan anak-anak korban kekerasan seksual dan keluarga mereka juga akan membutuhkan konseling secara profesional untuk membantu mereka melalui cobaan ini, dan dokter anak anda dapat merujuk Anda ke komunitas dalam masyarakat untuk bantuan psikologis.

  • Jika anda mempunyai kekhawatiran bahwa anak anda mungkin menjadi korban kekerasan seksual, anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak anda. Dokter anda dapat mendiskusikan masalah ini, memeriksa anak anda, dan membuat rujukan dan laporan yang diperlukan.

Semoga bermanfaat

Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 14 Mei 2014

SUMBER: Parent Tips for Preventing and Identifying Child Sexual Abuse - See more at: http://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/Parent-Tips-for-Preventing-and-Identifying-Child-Sexual-Abuse.aspx#sthash.oz79F4g6.dpuf  - Translated by: Mimuk Bambang Irawan

No comments:

Post a Comment